Senin, 24 Oktober 2011

Sinopsis My Girlfriend is a gumiho

Sinopsis My Girlfriend is a Gumiho Episode 1-16

Gu Mi-ho menunggu dengan sabar di luar gedung kampus. Dia terlihat sangat cantik dan segar. Setelah dia melihat sosok Cha Dae-woong, dia melambai dan memangil pemuda itu dengan semangat. Dae-woong di sisi lain, sama sekali tidak senang melihat keberadaan Mi-ho. Dae-woong berbalik dan berpura-pura sedang menelpon lalu menuju arah yang lain.


Menjadi sosok yang punya kekuatan supernatural ada untungnya. Kecepatan contohnya. Mi-ho muncul dari arah yang berlawanan dan dia menerima alasan kenapa Dae-woong tidak melihatnya. Mi-ho berkata dengan sungguh2, “Yah, aku yakin kalau kau tidak ingin mati, kau pasti sudah berbohong dan berpura-pura tidak mendengarku. Benar kan?” Ancaman ini tidak sungguh2 tapi ancaman inilah yang dipakai Gu Mi-ho dalam hubungan mereka. Dia tidak ragu menggunakannya bila itu perlu.

Mi-ho menarik tangan Dae-woong menuju ke ‘penemuannya yang sangat spesial’ sedangkan semua pria di kampus mulai tergila-gila pada Mi-ho. Tampilan seorang Serigala Berekor Sembilan memang cantik. Tambahan pula, dia punya aura yang bisa menarik banyak pria. Begitulah, Dae-woong membuat iri pria lainnya… hanya saja, Dae-woong menginginkan hal yang berbeda.

Dengan senang, Mi-ho menunjukkan penemuan barunya: sebuah restoran yang melayani daging sapi segar yang baru dipotong. Mi-ho benar2 ingin makan daging sapi segar. Ini adalah kegiatan rutin buat mereka tapi hari ini Dae-woong bertahan – tidak! Dia tidak boleh makan daging sapi!
Terhadap penolakan ini, Mi-ho menaikkan alisnya seolah-olah ingin berkata, “Oh benarkah?” kemudian dia bersandar lebih dekat untuk berbisik, “Lalu, aku akan memakanmu.” Itu membuat Dae-woong yang pengecut sangat ketakutan. Mi-ho mulai berceloteh lagi, “Serigala, serigal apa kabar? Aku makan nasi. Apa yang kau makan bersama nasi itu? Beberapa lauk pauk Dae-woong!” Mi-ho dengan bercanda bertanya, “Apakah dia mati? Apakah dia hidup?” Dae-woong menelan ludah dengan ketakutan. Mi-ho mengumumkan dengan gembira, “Dia hidup!” Dia berlari dengan riangnya untuk makan daging sapi.

Jadi bagaimana semuanya bisa seperti ini? Mari kita lihat sekarang. Dae-woong merekam sebuah video di sekolah silat dengan bantuan dana dari Sun-nyeo dan kawan2nya. Berlawanan dengan adegan pembukaannya, disini Dae-woong menggunakan tenaga yang besar untuk menukik ke seberang tempat latihan lalu mengacungkan pedang dengan gaya mengancam. Dia melakukan ini dengan harapan untuk memasukkannya ke internet agar menjadi cerita yang terkenal.

Seluruh anggota dalam grup itu menuruti saja kata2 Dae-woong dan Dae-woong jelas2 menikmati menjadi pemimpin. Dia juga punya sifat manja anak kaya misalnya seperti waktu dia membelikan semua orang es krim seolah-olah yang melakukan itu adalah bintang besar yang mentraktir para staffnya. Dae-woong juga membual tentang peran dalam film yang hampir dia dapatkan. Dia adalah finalis-nya dan audisinya untuk film berikutnya akan segera tiba.
Dae-woong membawa teman2nya, Sun-nyeo dan Byung-soo, ke salon rambut kakeknya dsan berjanji untuk memberikan mereka kriting gratis. Dia sendiri ingin agar rambutnya dibenahi untuk persiapan audisinya yang berikutnya. Jeleknya, manajer menelpon kakek, yang marah pada Dae-woong karena merusak statusnya sebagai cucu pemilik salon, lagi. Dae-woong berpikir cepat dan kali ini mengatakan kalau dia akan membayar. Kemudian, Dae-woong kabur.

Dae-woong mengebut dengan motor barunya yang mencolok. Motor yang dibeli dengan uang sekolah yang diberikan oleh kakek – siapa yang perlu pendidikan kalau kau akan menjadi bintang film? Akan tetapi, polisi menghentikan Dae-woong sebab kakek melaporkan bahwa motor itu curian jadilah Dae-woong ditangkap untuk dimasukkan ke penjara. Dimana kekhawatiran Dae-woong yang terbesar muncul: di dalam penjara rambutnya akan dikeriting!
Bibi Min-sook membayar jaminan agar Dae-woong bisa keluar dari penjara. Dia membela Dae-woong sebab bibi bisa bersikap lebih toleran ketimbang ayahnya (kakek Dae-woong). Akan tetapi, kakek diwajibkan untuk bisa mengubah perilaku cucunya dan mengumumkan kalau dia akan mengirim Dae-woong ke akademi displin untuk mendapatkan pendidikan. Kakek meminta Dae-woong untuk mendaftar ulang di sekolah.

Dae-woong protes – bagaimana dengan audisinya? Kakek tidak berubah pikiran dan berkata bahwa sampai Dae-woong menjadi seseorang (yang lebih matang), dia dihukum. Kakek serius dan dia bahkan tidak akan membiarkan Dae-woong lepas dari genggamannya meski itu untuk pipis sekalipun.
Dae-woong menawarkan satu sepatunya sebagai jaminan kalau dia tidak akan kabur dan itu memberikan Dae-woong sedikit ruang ketika mereka beristirahat di stasiun peristirahatan. Dae-woong bersembunyi di sebuah tong sampah kosong, jadi saat kakek datang untuk mencarinya, kakek berpikir kalau Dae-woong kabur lewat jendela. Kakek berteriak dengan putus asa sedangkan Dae-woong mengendap-endap di belakang truk pengantar barang. Sukses dah!
Nah, sekarang untuk cerita asli sang Gumiho. Cerita ini diceritakan oleh seorang biksu kepada pengunjung kuilnya saat dia mengacu ke sebuah lukisan di dinding. Di atas lukisan dinding itu terdapat gambar seorang wanita tua dan seekor serigala. Gambar itu menceritakan tentang Gumiho yang ingin menjadi manusia.

Serigala di lukisan itu berubah menjadi manusia dan inilah Mi-ho yang keluar dari lukisan. Dia hidup tentu saja. Dia muncul di dunia dan mengambil wujud manusia serta hidup di sekeliling manusia. Karena kecantikannya, dia membuat para pria bertekuk lutut dihadapannya serta megap2 tidak bisa bernafas karena saking kagumnya. Hal ini pasti terjadi kemanapun dia pergi.

Para pria menjadi gila karena Gumiho dan ini adalah masalah besar. Para wanita tidak menyukainya. Mereka percaya kalau rahasia kecantikan Gumiho ada di ekornya yang berjumlah sembilan. Mereka lalu berdoa pada wanita yang ada dilukisan. Wanita itu adalah roh nenek moyang. Permintaannya adalah agar ekor sang Gumiho dihilangkan.
Arwah nenek moyang mendapati dirinya berada dalam sebuah konflik. Tapi akhirnya mendapatkan ide. Dia percaya kalau semua ini akan berakhir bila dia mencarikn suami untuk sang Gumiho. Seorang pria dipilih dan Gumiho siap untuk melaksanakn pernikahannya.

Sayangnya, tidak ada seorang wanita pun yang mau menyerahkan seorang pria ke genggaman Gumiho. Mereka kemudian menyebarkan gossip kalau Gumiho memakan 100 hati manusia agar bisa berubah menjadi manusia. Ini tentu membuat takut semua orang dan pada hari pernikahannya, Gumiho ditolak. Roh nenek moyang memotong ekor Gumiho dan mengurungnya selamanya di dalam lukisan selamanya. Sekarang dia disana tanpa ekornya.
Setelah tersangkut di truk selama beberapa saat, Dae-woong turun di sebuah jalanan pegunungan entah dimana. Suasananya gelap dan hujan. Dia memberi sinyal pada sebuah mobil untuk meminta tumpangan. Ternyata pengendara mobil itu adalah biksu yang tadi. Dia membawa Dae-woong ke kuil untuk bermalam.

Dae-woong meminjam telpon biksu itu untuk menelpon bibinya, Min-sook. Dia mencoba menebak-nebak nomer hp bibinya itu. Tapi sinyal di tempat itu jelek sekali. Jadi, Dae-woong memegang telponnya dan berkelana ke beberapa tempat untuk mencari sinyal yang lebih kuat. Dae-woong sampai ke sebuah kuil terisolasi dimana lukisan Gumiho disimpan. Dae-woong akhirnya mendapatkan sinyal tepat di luar kuil. Dia kemudian mencoba menelpon bibinya lagi beberapa kali. Dia menelpon nomer yang salah tapi yang terakhir meminta Dae-woong untuk tidak menutup telponnya. Jadi Dae-woong tetap bisa online.
Orang terakhir yang ditelpon Dae-woong ini membuat beberapa pernyataan keingintahuan. Seperti, bagaimana Dae-woong terlihat lebih bagus kalau topinya dilepas. Dengan marah2, Dae-woong melihat hp-nya – hp itu sudah mati tapi tetap ada suara yang keluar dari hp itu. Apa yang terjadi? Dae-woong mencoba untuk menyingkir. Akan tetapi, suara di hp itu memperingatkan kalau Dae-woong pergi maka dia akan sangat marah. Suara itu punya tugas untuk Dae-woong dan mengundangnya untuk masuk ke dalam.

Mi-ho menuntun Dae-woong ke lukisan di dinding dan menyuruhnya untuk menggambar sembilan ekor pada serigala di lukisan itu. Dae-woong tetap ketakutan tapi Mi-ho menyuruhnya untuk cepat2. Jadi dengan terburu-buru, Dae-woong menggambar sembilan ekor di serigala dalam lukisan itu. Ketika Dae-woong menggambar, alam menjadi terganggu: kilat muncul dan anjing penjaga menggong dengan keras. Biksu menyadari ada yang salah dan bergegas ke kuil Gumiho.
Saat Dae-woong selesai menggambar, Mi-ho akhirnya bebas dari lukisan itu. Dan tahu tidak, surga benar2 tidak suka ini. Badai membuat Dae-woong takut dan malah kabur dari tempat itu. Dia berlari dan jatuh di bukit berbatu. Dia mendarat dengan keras dan pingsan.

Mi-ho menemukan Dae-woong dan memandangnya dengan penuh penasaran. Dae-woong tidak akan bangun jadi dia memutuskan untuk menolong. Pria itu sudah membantu menggambarkan ekor di lukisan dan sebaiknya Mi-ho juga membantunya. Mi-ho mendekat ke tempat Dae-woong dan meniupkan energi mistis ke mulut Dae-woong. Energi ini disebut ‘manik-manik serigala’. Ketika Mi-ho melakukan itu, ekor-nya berkilat-kilat dibawah cahaya bulan.

Pada pagi harinya, Dae-woong bangun dengan posisi yang aneh – dia tersangkut di cabang pohon yang tinggi. Dia hanya ingat bagian ketika terpeleset di bukit berbatu di sisi gunung. Ketika Mi-ho mendekat, Dae-woong sama sekali tidak mengenalinya. Bahkan tetap tidak kenal ketika Mi-ho memberitahunya kalau mereka bertemu tadi malam.

Akan tetapi, beberapa frase yang diucapkan Mi-ho memicu ingatan Dae-woong. Dia adalah gadis yang ditelpon tadi malam itu. Dae-woong ketakutan sebab dia berpikir kalau Mi-ho adalah hantu. Maka, dia menyentuh pipi Mi-ho dan akhirnya lega karena ternyata dia manusia. Mi-ho menganggapnya sebagai pujian, “Apa aku terlihat seperti manusia?” Sekarang, Dae-woong jadi marah sebab mengira Mi-ho mengerjainya malam sebelumnya. Dia mengajak Mi-ho kembali ke kuil itu untuk mengakui tentang lukisan yang sudah dia coret. Hal itu dianggap Dae-woong sebagai vandalisme.
Mi-ho berbicara yang sejujurnya tapi cerita itu begitu fantastik sehingga Dae-woong mengartikannya sebagai cerita yang sangat manusiawi. Contohnya saja, Mi-ho mengeluh kalau dia tidak suka kuil itu – dia dikurung disana oleh seorang nenek dan baginya hal itu sangat membosankan. Dae-woong mengartikan itu bahwa Mi-ho adalah pembuat masalah yang sedang menerima hukuman.
Dae-woong bertanya sudah berapa lama Mi-ho dikurung di dalam kuil. Mi-ho menjawab, “Lima ratus tahun.” Hal itu membuat langkah Dae-woong terhenti dan meminta cerita lengkapnya. Mi-ho menceritakan semuanya. Cerita tentang roh nenek moyang adalah cerita yang sangat terkenal dan gadis itu memperkenalkan dirinya sebagai Gumiho. Jadi Dae-woong berikir kalau Mi-ho mengarang cerita itu atau dia gila.
Mi-ho menjelaskan kalau dia juga sudah menolong Dae-woong. Alasan kenapa Dae-woong tidak merasa sakit adalah karena Mi-ho memberianya manik2 serigala yang sekarang ada di dada Dae-woong. Mi-ho mencari-cari dibalik T-shirt Dae-woong untuk menunjukkan letak manik2 serigala itu berada. Dae-woong menyingkirkan tangan Mi-ho sebab dia yakin gadis itu pasti sudah gila. Dae-woong berkata kalau Mi-ho seharusnya punya ekor sembilan dan Mi-ho menjawab kalau ekor2nya hanya muncul di bawah sinar rembulan.

Cukup sudah. Dae-woong pergi sendiri. Dia mengarahkan Mi-ho ke arah yang lain lalu berjalan pergi. Hanya saja, seekor babi datang. Meski Dae-woong sangat ingin menyingkirkan gadis yang dia anggap gila, tapi dia tidak bisa membiarkan gadis itu mati di tempat itu. Jadi dia kembali untuk menjemput si serigala. Mi-ho sebenarnya tidak takut pada binatang itu tapi Dae-woong menarik tangannya dan mereka pun mulai lari.

Sementara itu, seorang misterius bernama Dong-joo, Pemburu Gumiho, muncul di kuil. Dia merasakan gangguan yang terjadi dan memeriksa kuil yang terisolasi. Dia bergumam kalau dia melakukan semua pencegahan ini untuk memastikan kalau Gumiho tetap terkurung. Di kota terdekat, Dae-woong berpisah dengan Mi-ho dan dia menjual sebuah kalung untuk mendapatkan uang. Dia menduga kalau kakeknya membayar uang sekolah maka dia bisa pulang ke rumah dengan selamat. Di rumah, kakek membayar uang sekolah lalu berhenti untuk berpikir, “Tunggu. Apa ini artinya aku kalah lagi kali ini?”
Dae-woong menelpon sekolahnya dan mendapatkan konfirmasi yang artinya dia bebas kembali ke Seoul. Mi-ho memanfaatkan telinganya yang tajam dan menguping setiap detail percakapan Dae-woong lalu mulai mengikutinya. Dae-woong berpikir kalau dia bisa mengabaikan Mi-ho dengan mudah sebab Mi-ho tidak tahu apa2 tentang dirinya. Jadi, ketika Mi-ho memanggil nama Dae-woong, anak kaya ini terkejut. Mi-ho bahkan menguraikan data pribadi Dae-woong dan meminta pemuda itu untuk mentraktirnya makan siang. Dae-woong terjebak dengan gadis gila.

Dae-woong mengajaknya ke restoran panggang, dimana Mi-ho tidak sabar untuk mencicipi daging setelah 500 tahun! Dia hampir menggigit sepotong daging mentah tapi Mi-ho segera menahan dirinya – dia telah bekerja keras untuk bisa tampil seperti manusia dan makan daging mentah sangat tidak manusiawi.
Dae-woong mengejek kepercayaan tentang dirinya yang seorang Gumiho. Dia mengatakan kalau kakeknya sering meminta dirinya untuk bisa bersikap seperti manusia. Itulah satu2nya kesamaan mereka. Dae-woong bertanya tentang keluarga Mi-ho dan dia menjawab kalau dia tidak punya siapa-siapa. Itu membuat Dae-woong langsung bersimpati pada Mi-ho.
Dae-woong permisi untuk pergi ke kamar mandi tapi sebenarnya dia berencana untuk kabur. Dia sudah merencanakan ini sejak membelikan makan siang untuk Mi-ho. Saat Dae-woong tidak kembali juga, Mi-ho berinisiatif untuk mencari pemuda itu – hanya, dia terkagum melihat semua kursi yang ada di kamar mandi. Dia membuka sebuah tempat duduk dari porcelain, terpesona pada kecantikan benda itu dan memutuskan kalau itu adalah sumur. Dan kebetulan dia sedang haus…
Untungnya, Mi-ho memutuskan kalau itu sumur yang indah tapi tidak bersih. Daging adalah masalah yang lain. Saat dia memasukkan daging itu ke mangkuk, dia secara tidak sengaja menjatuhkannya. Mi-ho menyentuh daging itu tapi kemudian dia menangkap bau para pengejarnya (biksu, Dong-joo, dan polisi) di udara dan memutuskan untuk kabur.
Dong-joo mendengar kalau gadis itu di resto itu bersama seorang pria muda – yang ciri2nya sama dengan pria yang menginap di kuil – dan menebak kalau mereka bersama. Saat Dong-joo sudah bisa memperbaiki hp biksu yang rusak, dia bisa siapa yang ditelpon pemuda itu dan mulai melakukan pelacakan. Jujur saja, Dong-joo belum pernah bertemu dengan Gumiho itu tapi dia yakin dia akan bisa melacaknya dari kecantikan dan auranya.

Bibi Min-sook masuk ke dalam lift dan kentut. Tapi dia panik waktu seorang pria misterius masuk ke dalam lift juga padahal bau kentutnya bibi belum hilang. Tapi pria misterius itu berusaha untuk tidak memedulikan bau itu. Dan ketika dua wanita masuk ke dalam lift dan megap2 karena tidak bisa bernafas, sang pria misterius mau mengaku kalau dialah yang kentut dan meminta maaf. Min-sook sangat tersentuh pada sikap ini dan membungkuk untuk mengucapkan terima kasih. Pria itu malah merasa kalau Min-sook sangat menarik.

Dae-woong sangat ingin menggunakan bus berikutnya untuk kembali ke Seoul, hanya dia diikuti oleh Mi-ho. Dae-woonr berpikir kalau Mi-ho membuntutinya selama ini dan tidak percaya pada penjelasan Mi-ho kalau dia mengikuti Dae-woong lewat baunya. Mi-ho mengatakan, “Aku menyukaimu. Aku akan mengikutimu.”
Sekarang Dae-woong sangat putus asa dan menuduh Mi-ho sebagai penguntit, tipe orang yang sangat akrab dengannya sebab orang selalu menempel padanya karena uangnya. Dae-woong juga menyindir cerita Mi-ho dan mengejek penejelasan kalau dia adalah Gumiho. Kekejaman ini membuat Mi-ho sakit hati. Dae-woong kemudian berbalik untuk pergi dari sana. Dengan nada yang tajam, Mi-ho bersumpah akan membuat Dae-woong percaya padanya, “Lalu, kau mati.”

Dae-woong naik bus untuk pergi ke Seoul dan langsung menuju sekolah laga. Tapi dia tetap merasa takut dan membayangkan kalau Mi-ho mengintai di setiap sudut. Yang membuatnya tenang adalah dia bertemu dengan teman2nya, Sun-nyeo dan Byung-soo. Sun-nyeo jelas ingin membuat Dae-woong senang dan memberikan kunci gedung pada Dae-woong jadi dia bisa bermalam disana.
Baru sekaranglah, Dae-woong melihat luka di punggungnya yang terlihat sangat menyakitkan. Dia tidak memperhatikannya sebab luka itu tidak terasa sakit. Tiba2 Dae-woong ingat pada penjelasan Mi-ho tentang kekuatan manik2 serigalanya. Dae-woong mulai mengatakan pengalaman anehnya pada Byung-soo dimana dia bertemu dengan seorang gadis aneh yang mengatakan kalau dirinya adalah Gumiho. Lalu, dia ingat kalau dia sudah berjanji tidak akan mengatakan pada siapa2 kalau Mi-ho adalah Gumiho. Byung-soo memperingatkan Dae-woong (setengah bercanda) bahwa jika Gumiho memintamu untuk tidak mengatakannya maka kau sebaiknya tidak mengatakannya atau mati.

Dae-woong mencoba untuk mengabaikan fakta itu dan mulai mengambil gambar. Tapi ketika bola mulai menjauh darinya, bola itu malah mendekat lagi. Dia meyakinkan dirinya kalau bola itu hanya terpental. Tapi semua bola mulai menggelinding sendiri!

Dari kegelapan munculah Mi-ho yang mengikuti Dae-woong ke tempat itu lewat baunya, seperti yang dia janjikan beberapa waktu yang lalu. Dengan gugup, Dae-woong memberikan acungan jempol lemah atas kemampuan Mi-ho dan Mi-ho mengingatkan Dae-woong kalau dia adalah Gumiho. Mi-ho melihat ke langit dan mengatakan kalau bulan akan muncul. Sekarang, dia baru bisa membuktikan semuanya pada Dae-woong.

Mi-ho melangkah ke cahaya bulan ketika awan terbuka dan memperlihatkan bulan. Dan tentu saja, saat Mi-ho berhadapan dengan Dae-woong, ada sembilan ekor di belakang Mi-ho yang melambai-lambai. Dae-woong kaget dan mulai megap2. Mi-ho berkata pada Dae-woong, “Aku Gumiho. Kembalikan manik-manik serigalaku!”

Setelah itu, Mi-ho mendekati Dae-woong dan mencondongkan diri untuk mengambil manik-maniknya kembali.

 ...... 2

Setelah Mi-ho menunjukkan dirinya dalam bentuk Gumiho (Serigala Berekor Sembilan), dia mengambil kembali manik2 serigalanya dan Dae-woong langsung ambruk di lantai. Mi-ho melayang-layang di atas Dae-woong mengatakan kalau dia sudah menyelamatkan Dae-woong tapi Dae-woong malah mencampakkannya jadi dia tidak kenal lagi pada Dae-woong.

Dae-woong mulai memburuk dengan cepat saat asap hitam pekat mengelilinginya. Mi-ho masih melayang-layang di atas Dae-woong dan merasa sedikit sedih sebab membiarkan dia mati. Tapi dia mulai pergi. Mi-ho teringat kembali pada insiden babi waktu itu. Dia ingat betap beraninya Dae-woong kembali untuknya dan menyelamatkannya dari babi yang Dae-woong kira sangat menakutkan. Jadi Mi-ho kembali, tenaga putihnya menghilangkan kabut hitam itu. Dia berkata karena Dae-woong kembali untuknya satu kali maka dia juga akan melakukan hal yang sama.

Dae-woong bangun dengan kepala pening. Dia kaget melihat Mi-ho memandanginya seperti mainan baru. Dae-woong lalu lari dan bersembunyi jadi Mi-ho bergumam kepada dirinya sendiri bahwa dia harus membuat takut pemuda ini agar dia tetap berada di sisinya! Hehe! Mi-ho memandang dengan geli saat Dae-woong berusaha keras mengeluarkan dirinya dari tempat itu tapi dia malah gagal total! Mi-ho berkata, “Kau ingin aku membantu?”

Ada adegan tambahan dimana ada sosok imajiner Dae-woong yang beraksi melakukan aksi kabur ini dan menyemangati Dae-woong yang asli kalau dia pasti bisa kabur. Dae-woong terjebak di atas Mi-ho dan di atas semua itu kakek menelpon Dae-woong dan dia malah menjatuhkan hp-nya. Mi-ho menatap hp itu dengan penasaran. Dia mendengar suara dan menjawab. Kakek bertanya dimana Dae-woong dan Dae-woong menjawab dengan nafas berat waktu dia berpegangan pada seutas tali sedangkan Mi-ho menjawab, “Dae-woong? Berada di atasku.”

Mi-ho menyuruh Dae-woong untuk turun sekarang tapi Dae-woong bersikeras untuk tetap disana daripada dimakan. Dia lebih baik mati di atas sana. Mi-ho mengancam akan menarik Dae-woong turun tapi pemuda itu mencemooh kalau Mi-ho tidak bisa menariknya turun seperti sebuah apel. Jadi Mi-ho menunjukkan kekuatan Gumiho-nya yang lain dan terbang untuk menjemput Dae-woong.

Mi-ho mendarat di atas Dae-woong. Akhirnya, Dae-woong mengakui kalau Mi-ho adalah Serigala Berekor Sembilan. Dae-woong berkata, “Baiklah. Kau Gumiho. Karena kau menarikku, maka kau bisa memakanku.” Mi-ho merespon, “Benarkah aku bisa memakanmu?” Dae-woong berkata lagi, “Kau bisa memakanku. Tapi ketahuilah hal ini. Kalau ada banyak gumiho di dunia ini, pasti ada hantu juga. Jadi aku akan kembali sebagai hantu dan balas dendam!” Dae-woong menguatkan dirinya untuk menyambut kematiannya dengan keberanian palsu. Dia tidak mendengarkan pertanyaan Mi-ho kenapa dia tidak minta diselamatkan saja. Mi-ho berkata, “Baiklah, tapi jika kau minta aku untuk menyelamatkanmu, aku pasti akan membiarkanmu hidup…” Segera setelah itu, Dae-woong berlutut dan meminta Mi-ho untuk mengampuni nyawanya. Dari tadi kek Dae-woong!

Pemburu Gumiho, Dong-joo menemukan pola nomer hp yang dihubungi Dae-woong. Dia lalu mencari bibi Dae-woong. Dong-joo berpura-pura sebagai teman Dae-woong dan meminta konfirmasi nomer hp Dae-woong.

Di atap sekolah laga, Mi-ho memakan daging ayam ketika Dae-woong berlutut meminta maaf karena tidak mampu mendapatkan daging sapi saat ini. Dae-woong mendengarkan konfirmasi ulang dari Mi-ho kalau sampai Mi-ho bisa dengan aman mengaluarkan manik2 serigala yang menyelamatkan Dae-woong, maka Mi-ho akan terus menempel Dae-woong. Ini bisa jadi benar atau ini hanya alasan Mi-ho agar bisa dekat dengan Dae-woong.

Dae-woong masih berlutut. Dia mencoba mencari jalan keluar dari masalah ini tapi kembali takut waktu melihat Mi-ho menghancurkan tulang ayam dengan semangatnya. Mi-ho berkata, “Dae-woong, selagi kau memiliki manik2 serigalaku, aku tidak bisa membiarkanmu pergi. Kau milikku.” Mi-ho tersenyum dan Dae-woong tertawa dengan gugup. Dae-woong mulai memanggilnya Gu Mi-ho dan mencoba bersikap sopan. Dae-woong sebenarnya takut tapi dia juga harus bisa bersikap seolah-olah Mi-ho adalah naka kecil.

Dae-woong masuk ke dalam dan memutuskan kalau untuk sekarang, jika dia memberi makan daging sapi pada Mi-ho, jadi dia tidak akan mencoba memakannya. Saat sedang melatih ilmu pedangnya (untuk jaga2 kalau-kalau dia harus membela dirinya), dia melihat kostum film laga, yaitu sebuah baju besi dan mengenakannya. Mi-ho bertanya-tanya apakah dia memang begitu menakutkan sebab yang dia lakukan hanyalah menyelamatkan Dae-woong. Dae-woong berkata tetap saja. Bagaimana kalau Mi-ho melihat hatinya dan lapar dengan tiba2?

Mi-ho membela diri, “Pernahkan kau melihatku makan hati? Pernahkah kau melihatku mengeluarkan hati seseorag dan memakannya?” Dae-woong berkata kalau dia adalah Gumiho. Ini membuat Mi-ho mendesah dan menyerah. Mi-ho berujar, “Baiklah. Aku gumiho. Jaga hatimu baik2!” Setelah itu, Mi-ho pergi tidur.

Dong-joo, sang pemburu Gumiho, menemukan informasi tentang Dae-woong dengan gampang di internet. Dia tersenyum pada dirinya kalau itu akan menjadi perburuan yang mudah. Dia membuka sebuah tembok yang berisi info seputar semua hal yang berkaitan dengan gumiho. Dia mengeluarkan sebuah pisau dengan ukiran kuno. Dong-joo menyeringai dan heran kenapa gumiho ingin sekali menjadi manusia ketimbang tetap tinggal di tempatnya yang seharusnya.
Dae-woong tidur dengan baju besinya di luar dan Mi-ho menjaganya. Mi-ho berkata kalau dia bersenang-senang hari ini karena dia bersama Dae-woong. Dia senang karena selagi manik2 serigala menyembuhkan Dae-woong, dia tetap bisa bersama pemuda itu lebih lama. Mi-ho memperhatikan nyamuk yang terbang di atas Dae-woong. Dengan riang, Mi-ho menangkap nyamuk itu dan berkata pada Dae-woong yang tertidur kalau baik nyamuk ataupun dia tidak akan memakan Dae-woong malam ini. Mi-ho lalu memandang ke kota dari atas atap gedung sekolah laga dan kagum betapa dunia sudah menjadi begitu indah.
Kakek dan bibi Min-sook mengkhawatirkan Dae-woong dan kakek meratapi fakta bahwa ketika Dae-woong menyebabkan banyak masalah, dia tidak pernah punya masalah dengan seorang gadis… sampai sekarang. Kakek meminta bibi untuk mengblokir kartu kredit Dae-woong. Min-sook bertanya apakah yang dikatakan gadis itu di telpon. Kakek malah berkata kalau bibi yang belum menikah tidak pantas mendengarnya. Bibi jadi marah karena kesendiriannya dibawa-bawa lalu pergi dari sana.

Kartu kredit Dae-woong ditolak di restoran tepat setelah Mi-ho memakan daging yang dipesan. Dae-woong dipaksa membayar dengan uang-nya yang ada. Mi-ho menghentikan Dae-woong untuk membelikannya soda di pinggir jalan. Koin Dae-woong macet di dalam mesin jadi dia mulai menendang mesin itu. Mi-ho juga ikut melakukan hal yang sama. Seluruh isi mesin itu berhamburan keluar lalu sebotol soda meluncur keluar pula. Mereka mengambilnya lalu kabur.

Min-sook menyesap es kopi di depan lift dan tiba2 saja es tersangkut di tenggorokannya. Berikutnya, pria misterius yang Min-sook temui tempo hari keluar dari lift dan mendapati Min-sook sedang tercekik. Jadi pria itu melempar bibi ke bahunya dan melompat naik turun sampai balok e situ keluar dari mulut Min-sook. Min-sook jelas sangat malu dan pria itu pergi begitu saja.

Dae-woong mengajak Mi-ho ke kampus dimana dia terkagum-kagum melihat bangunan kampus itu. Mi-ho hanya tahu kuil dimana banyak pengunjung berdoa. Mi-ho berpikir Dae-woong cukup keren karena mengajaknya pergi ke kampus dan Dae-woong jelas menikmati pujian itu. Dia mengatakan pada Mi-ho kalau orang2 di kampus sangat pintar jadi sebaiknya Mi-ho berpura-pura sebagai manusia dan tidak melakukan hal yang mencurigakan. Mi-ho berjanji untuk bersikap seperti manusia. Dia juga bertanya pada Dae-woong apakah dia terlihat seperti manusia bila dia diam dan tidak melakukan apa2. Dae-woong mengiyakan dan Mi-ho menjadi sangat senang.

Dae-woong berkeliling ke semua teman2nya untuk meminta uang. Hal ini dikira gampang oleh Dae-woong sebab dia sering memberikan traktiran pada mereka. Tapi setiap teman yang didatangi Dae-woong berbohong kalau mereka tidak punya uang lalu pergi. Mi-ho mencium bau uang di kantong teman2 Dae-woong yang membuat Dae-woong sangat malu ketika dihadapkan pada fakta bahwa teman2nya bersikap seperti itu padanya.

Mi-ho bertanya kenapa Dae-woong tidak mempercayainya dan bertanya juga kenapa dia tidak melakukan apa2 saat teman2nya membohonginya. Apa dia takut? Untuk pernyataan itu, Dae-woong mencari temannya dan menyerahkan uang yang tersisa di kantongnya serta menyuruh temannya itu untuk makan siang dengan uang itu. Mi-ho sekarang menjadi bertambah bingung – kenapa dia menyerahkan uangnya pada teman yang telah berbohong? Dae-woong memberitahu Mi-ho dengan marah kalau kadang2 lebih baik tidak tahu apa2, dan bahwa berpura-pura adalah hal yang tidak terlalu memalukan. Dae-woong membentak Mi-ho kalau dia bukan manusia jadi jangan mencampuri urusan manusia. Hal ini membuat Mi-ho jadi masam.
Mi-ho mencoba mengikuti Dae-woong ke perpustakaan tapi Dae-woong mengatakan kalau Mi-ho tidak bisa masuk ke dalam sebab dia tidak punya tanda pengenal. Dan karena dia bukan manusia – tidak punya nama dan tanda pengenal sosial – Mi-ho tidak bisa ikut. Mi-ho merenggut lagi dan mengatakan pada Dae-woong agar dia tidak merendahkannya karena dia bukan manusia. Dae-woong menjawab bahwa karena Mi-ho bukan manusia, maka dia takut padanya. Saat Dae-woong meninggalkan Mi-ho disana, Mi-ho hanya bisa mendesah. Dia ingin sekali pergi ke tempat yang bisa dimasuki manusia.

Di dalam perpus, Dae-woong mulai mencari-cari tentang legenda gumiho. Dia mencari cara agar Mi-ho pergi dari sisinya. Dia berpikir kalau caranya pasti sama seperti mengusir setan. Tapi tidak apa2 dan karena dia bosan berurusan dengan bahasa yang kuno, Dae-woong menyerah. Dia mengeluh keras2 di tengah2 perpustakaan kalau tidak ada yang pernah melihat gumiho. Jadi apa yang orang2 pintar tahu? Dan kenapa pula, dari sekian banyak orang, gumiho memilihnya?
Dae-woong mendapatkan ide saat dia mengingat kuil tempat munculnya Mi-ho pertama kali. Dia mencari-cari berita tentang kuil itu dan mendapatkan berita baru tentang kuil itu dimana lukisannya diletakkan secara berdampingan. Lukisan yang asli dan yang gambar serigalanya sudah hilang. Dae-woong sadar kalau dia membebaskan gumiho dengan menggambar sembilan ekor itu.
Di luar, Mi-ho menemui teman2 Dae-woong yang berbohong. Dia mengembalikan bola mereka yang nyasar keluar dengan satu pukulan keras yang mengarah ke salah satu teman Dae-woong. Pemuda itu ambruk dan Mi-ho pergi, dia sadar baru saja menghina pria yang mengikuti Dae-woong kemana-mana dan mendapatkan banyak hal dengan gratis… hal itu juga Mi-ho lakukan ternyata. Dia menghibur diri dengan mengatakan kalau dia bukan manusia atau teman Dae-woong jadi tidak apa.

Dae-woong bertanya apakah Mi-ho adalah serigala di dalam lukisan di kuil dan Mi-ho menjawab iya. Dae-woong ingat begitu ketakutan malam itu dan membuat kesalahan dengan penanya – ternyata titik yang dia buat menjadi tahi lalat di bahu Mi-ho. Dia batal menanyakan kenapa dia yang dipilih Mi-ho sebab dia sadar kalau hal itu juga salahnya.
Mi-ho mengatakan kalau karena Dae-woong sudah membebaskannya maka dia memberikan hal paling berharga baginya dan meletakkan tangannya di dada Dae-woong. Mi-ho berkata kalau Dae-woong harus memikirkannya sebagai sebuah tanggung jawab padanya. Tentu hal ini punya makna berbeda dalam bahasa Korea dimana seks = tanggung jawab.

Teman2 Dae-woong, Sun-nyeo dan Byung-soo, masuk dan hanya mendengarkan unjung percakapan Dae-woong dan Mi-ho. Sun-nyeo kabur sambil menangis yang mungkin saja mengindikasikan apa yang orang pada umumnya pikirkan: dia sudah memberikan keperawanannya pada Dae-woong dan sekarang dia harus memikul tanggung jawab. Di lain pihak, Byung-soo mengucapkan selamat pada Dae-woong seperti teman sejati.
Dae-woong menjelaskan pada Byung-soo kalau nama gadis baru itu adalah Gu Mi-ho dan mengatakan kalau untuk sementara waktu dia akan tinggal bersama Dae-woong karena alasan kelelahan. Byung-soo kelihatannya menjadi teman satu2nya Dae-woong soalnya dia memberikan uang dalam dompetnya untuk membantu Dae-woong sebab dia tahu apa artinya kemarahan kakek.
Mi-ho mendengarkan pembicaraan antara Dae-woong dan Byung-soo. Selanjutnya, dia bertanya kanapa Dae-woong memanggilnya Gu Mi-ho. Dae-woong hanya mengatakan kalau dia hanya mengarangnya saja sebab kedengaran nama dan ini membuat Mi-ho mulai marah. Dae-woong mulai menjelaskan bahwa karena Mi-ho sangat ingin menjadi manusia maka dia perlu sebuah nama. Mi-ho kedangaran merupakan nama yang manis apalagi nama itu cocok untuknya. Mi-ho bersinar-sinar dan mengatakan kalau dia suka mendengar bila Dae-woong memanggilnya dengan nama barunya itu. Dae-woong juga mengatakan kalau Mi-ho tidak boleh mengganggu temannya (tepat pada saat itu pula seorang pemain basket diusung dengan tandu). Mi-ho memalingkan matanya lalu mengangguk. Tentu dia tidak akan melakukan itu lagi.

Dong-joo tiba di kampus dan menggunakan Dae-woong sebagai umpan dengan cara memanggilnya ke kantor administrasi. Dia menunggu gumiho sampai bersama Dae-woong. Dia melihat belati mistisnya besinar sebagai tanda dekatnya gumiho. Dae-woong datang sendiri tapi ketika Mi-ho duduk di tempat terdekat, belati itu bersina lagi. Dong-joo berlari untuk menemukan gumiho.

Mi-ho merasakan sesuatu datang mendekatinya… dan dia membalikkan kepalanya. Di sisi lain, Dong-joo berlari menuruni tangga. Kemudian kita bertemu lagi dengan Mi-ho yang berkata, “Itu ayam!” Dia kemudian berlari mengejar ayam dalam motor itu dan Dong-joo mengejarnya. Dong-joo berhasil mendekat dan pisaunya bersinar yang menandakan kehadiran gumiho. Mi-ho berbalik ke arah Dong-joo. Dong-joo kaget melihat wajah Mi-ho. Ini bukan karena kecantikan Mi-ho tapi karena dia mengenali Mi-ho – dia kenal dengan Serigala Berekor Sembilan itu! Dong-joo menghentikan langkahnya.

Dong-joo heran (badannya gemetar) kenapa dia harus kembali dengan wajah yang sama. Dia mengingat kejadian seabad yang lalu ketika dia membunuh Mi-ho untuk pertama kalinya. Dong-joo memegang Mi-ho dengan tangannya. Mereka berdua menangis ketika Mi-ho menghilang menjadi abu. Hu… hu… hu… Pemburu Gumiho jatuh cinta pada Gumiho! This would be a great drama!

Kembali ke masa sekarang. Dong-joo meyakinkan dirinya kalau dia tidak mungkin gumiho yang sama. Tidak, dia membunuhnya dengan tangannya sendiri. Dia hanya terlihat sama. Hanya itu!

Dae-woong mencoba bertanya pada Mi-ho tentang lukisan itu dan dimana dia bisa menemukan roh nenek moyang yang mengurung Mi-ho disana. Mi-ho tidak ingin memberikan informasi apa2, jadi Dae-woong memikirkan cara sebuah bodoh: buat Mi-ho mabuk maka dia akan bicara!

Dae-woong tahu Mi-ho suka minum, jadi dia mengguncang-guncangkan bir sehingga minuman itu jadi lebih berbusa lalu melemparnya. Mi-ho sangat kuat minum. Dae-woong minum mungkin hanya setengah dari yang diminum Mi-ho sebab dia melempar birnya saat Mi-ho tidak memperhatikan. Atau dia mengajak Mi-ho main batu-kertas-gunting dan mengatakan kalau gunting mengalahkan batu jadi Dae-woong yang menang. Dia bahkan mencoba mengajarkan Mi-ho bagaimana menghancurkan kaleng yang dilakukan Mi-ho dengan mudah tapi itu sulit bagi Dae-woong.
Dae-woong berpikir kalau Mi-ho sudah mabuk jadi dia memulai permainannya. Dia mengatakan kalau dia sudah merasa dekat dengan Mi-ho sekarang. Mi-ho bahkan lebih baik ketimbang teman2nya yang lain. Dia juga berkata kalau Mi-ho lebih cantik dari gadis kebanyakan. Dan bahwa, dia kaget waktu pertama kali melihat Mi-ho. Sebaliknya, Mi-ho justru tidak suka mendengar itu. Sebab, untuk bisa tampil seperti manusia, dia lebih suka menjadi wanita yang biasa2 saja.

Dae-woong mengucapkan banyak pujian untuk Mi-ho, banyak sekali. Dia mengatakan kalau selama Mi-ho tidak memakannya, dia mau berteman dengan gadis itu. Itu membuat Mi-ho bingung –bisakah mereka menjadi teman meski dia bukan manusia? Mi-ho bertanya bagaimana mereka bisa menjadi teman dan Dae-woong langsung mengajarinya salaman ala E.T.
Mi-ho begitu senang sehingga mengulanginya berkali-kali dan Dae-woong merasa sedikit menyesal karena sudah berbohong padanya saat dia sangat ingin menjadi temannya. Tapi itu tidak menghentikan Dae-woong untuk mencapai tujuannya. Dia mulai bertanya tentang kekuatan gumihonya dan tahu kalau Mi-ho sekarang lebih lemah dari aslinya sebab Dae-woong membawa manik2 Serigalanya, yang merupakan sumber kekuatan Mi-ho. Dae-woong bertanya apakah Mi-ho punya kelemahan. Ternyata tidak. Kalau takut? Ya- dia takut pada air dalam jumlah besar apalagi sekarang dia tidak punya manik2 serigalanya. Dae-woong berpikir bagaimana dia akan membuang Mi-ho di danau terdekat.
Mi-ho berlari dan mengatakan kalau bir membuat moodnya jadi bagus dan ekornya sangat ingin keluar. Dia ingin Dae-woong keluar jadi dia bisa menunjukkannya pada Dae-woong. Tapi kemudian mereka saling tarik ulur – Dae-woong tidak siap dan Mi-ho mengatakan kalau Dae-woong toh sudah pernah sekali melihatnya. Mi-ho membujuk Dae-woong seolah-olah dia akan mengajaknya ke tempat tidur dan Dae-woong berhasil ditarik keluar. Dae-woong berkata, “Yang pelan… yang lembut… perlakukan aku dengan baik!”

Hari berikutnya, Mi-ho ingin makan daging sapi sebagai makan pagi, siang dan malam. Kita kembali melihat adegan yang di episode 1 itu, dimana Dae-woong mengatakan kalau mereka tidak bisa makan daging sapi hari ini. Mata Mi-ho berubah biru dan Dae-woong menjadi ketakutan. Ketika seorang wanita menjatuhkan pot bunga di atas mereka, Mi-ho terbang dan menendang pot itu hingga mendarat tepat di rambut wanita itu. Mi-ho lalu memohon lagi dengan manis dan bahkan memanggil Dae-woong dengan ‘Woong’ saja yang merupakan kependekan dari Dae-woong.

Min-sook kembali ke departemen store dan berharap bisa bertemu dengan pria misteriusnya lagi. Dia menemukan pria itu sedang mencari jas hujan dan akan mendekatinya tapi Sun-nyeo muncul dan memanggil pria itu Doo-hong. Mereka bertingkah sangat manis dan Min-sook diam tidak bisa bernafas. Lalu dia kabur.

Doo-hong mendekati gadis itu dan Sun-nyeo memanggilnya ‘ayah!’. Doo-hong mendapati Min-sook ketika dia kebetulan bersembunyi di bagian pakaian dalam pria. Pramuniaga bertanya apakah Min-sook berbelanja pakaian dalam pria dan untuk menyelamatkan diri berkata, “Ya.” Doo-hong menunduk dan dia berjalan terus. Mereka berdua berpikir kalau mereka masing2 sudah punya pasangan.
Di taman, Byung-soo bermain tebak2an dengan Mi-ho (koin berada di tangan siapa). Mi-ho tentu saja menang di setiap permainan. Byung-soo memanggil Mi-ho ‘jae-soo-sshi’ yang merupakan panggilan untuk pacar atau istri sahabat. Dae-woong mencemooh hal itu tapi membiarkannya begitu saja. Dia lalu bertanya-tanya bagaimana jika Mi-ho melempar Byung-soo ke danau seperti ini, dia mungkin akan mati.

Byung-soo menyuruh Dae-woong untuk berhenti memberi makan ikan karena mereka adalah jenis ikan yang langka. Dae-woong mengatakan kalau mereka bukan ikan yang langka seperti yang dipelihara kakek. Dia mendapat ide: begitulah cara dia mendapatkan uang. Dae-woong mengendap-endap untuk menangkap satu ikan tapi kakek memergoki aksinya. Dae-woong kabur dengan kakek dan bibi Min-sook mengejar di belakangnya. Saat Dae-woong tidak melihat, sebuah truk datang ke arah Dae-woong.

Bibi dan kakek berteriak dan ikan itu terbang ke atas… kita ke rumah sakit dimana kakek meminta dokter untuk melakukan sesuatu untuk menyelamatkannya. Dokter berkata tidak ada yang bisa dilakukan. Musik dramatis mulai muncul… Dae-woong berjalan keluar dengan hanya satu perban di keningnya dan ternyata kakek memohon pada dokter untuk menyelamatkan ikannya.
Di luar, kakek menyuruh Dae-woong untuk pulang ke rumah tapi Dae-woong menolak dan akhirnya berteriak, “Kalau aku tidak tinggal bersama gadis itu, maka aku akan mati!” Dia meminta uang lagi agar bisa tinggal dengan gadis itudan menjaganya. Kakek mengatakan kalau Dae-woong sudah gila hanya karena seorang gadis. Kakek seharusnya tahu kalau Dae-woong itu serius! Hehe! Bibi dan kakek akhirnya mengatakan agar Dae-woong membawa gadis itu kesini jadi mereka bisa bertemu dengannya serta memutuskan apakah Dae-woong bisa menikahinya. Dae-woong berkata, “Aku tidak cukup gila untuk menikahinya! Kenapa aku harus menikahinya? Aku hanya akan tinggal sebentar dengannya lalu mengirimnya jauh2!” Kakek menampar Dae-woong.

Hal itu mengguncang mereka semua. Jelaslah kalau ini pertama kalinya kakek bersikap keras sejauh yang Dae-woong tahu. Dae-woong memegang pipinya karena perasaan emosional yang dia rasakan sekarang. Kakek berkata pada Dae-woong untuk hidup sesukanya dan masuk ke dalam mobil.
Dae-woong berjalan sendiri sambil masih memegangi pipinya. Dia masih kecewa. Sun-nyeo berlari mendekati Dae-woong dan berkata kalau Dae-woong tidak bisa tinggal di sekolah laga bersama pacarnya jadi Sun-nyeo mengusir mereka. Dia juga menambahkan kalau Hye-in datang dan menemui Byung-soo dan Mi-ho yang membuat Dae-woong langsung berlari kencang.
Hye-in bertemu dengan Mi-ho dan memperkenalkan dirinya sebagai teman Dae-woong. Tapi Hye-in membaca keadaan yang ada dan bertanya apakah Mi-ho pacar Dae-woong. Di sisi lain, Dae-woong berlari ke arah mereka dan meminta Mi-ho untuk tidak mengatakan apa2. Tapi, Mi-ho menjawab, “Iya.”

Dae-woong sampai dan mengumumkan dengan keras kalau Mi-ho bukan pacarnya! Hal ini membuat Mi-ho jadi tidak senang.

........ 3

Dae-woong berlari untuk memberikan jaminan pada Hye-in kalau Mi-ho bukan pacarnya. Byung-soo memandangi Dae-woong dengan tatapan khawatir dan para wanita yang ada disana terlihat tidak nyaman dengan situasi yang kaku ini.

Hye-in dengan tajam berkata kalau dia tidak punya hak untuk kesal pada Dae-woong karena mempunyai pacar baru dan diapun pergi. Dae-woong terpukul dan mengejar Hye-in untuk memberikan penjelasan. Dia mengatakan fakta setengah benar untuk membuat Hye-in tenang.

Cerita Dae-woong: dia pergi ke desa untuk membebaskan diri dari kebosanan dan Mi-ho yang menjaganya selama dia disana. Karena Mi-ho punya nenek yang keras jadi dia mengikuti Dae-woong ke Seoul. Hal ini sama sekali tidak disadari Dae-woong sampai dia ada disini. Dae-woong merasa kasihan pada Mi-ho karena dia tidak kenal siapa2 di Seoul. Tambahan, Mi-ho sudah menolongnya waktu dia ada di desa.
Hy-in mendesah karena ternyata Mi-ho memanfaatkan Dae-woong untuk kepentingan pribadinya. Tapi setidaknya, hal ini mambuat Dae-woong lega karena Hye-in tidak berpikir negative tentang hubungannya dengan Mi-ho.

Sementara itu, Byung-soo merasa sangat kecewa pada perlakukan Dae-woong terhadap pacarnya di depan Hye-in. Mi-ho, yang berasal dari masa lampau, tidak langsung mengerti apa artinya ‘pacar’ tapi dia menebak kalau ‘pacar’ artinya ‘orang yang diinginkan agar menjadi pasangan’ dan dari reaksi Dae-woong, Mi-ho sadar kalau pemuda itu tidak ingin menjadikan dirinya pasangannya. Lalu, Mi-ho bergumam kalau dia juga tidak mau menjadikan Dae-woong pacarnya.
Byung-soo memaksa Mi-ho untuk melakukan sesuatu dan tidak membiarkan Dae-woong mengejar Hye-in, yang semua orang tahu disukai Dae-woong. Pada pernyataan itu, Mi-ho berteriak dengan kaget, “Tidak! Dia tidak bisa melakukan itu!” Mi-ho lalu bergegas untuk bertindak. Byung-soo mendoakan Mi-ho agar dia beruntung.

Dae-woong senang karena bisa menemani Hye-in makan siang tapi Mi-ho mendekat. Sikap Hye-in yang santai berubah menjadi licik saat melihat rivalnya datang. Dae-woong berlari untuk memperingatkan Mi-ho untuk menjauh saat dia sedang makan siang tapi Mi-ho langsung ke poin pembicaraannya: “Apa kau menyukai wanita itu? Apa kau akan berpasangan dengannya?”
Dae-woong protes dan bertanya apakah Mi-ho cemburu. Mi-ho menyentuh dada Dae-woong dan berkata kalau Dae-woong tidak bisa membawa manik2 serigalanya lagi dan berbagi energi (ki) dengan wanita lain sebab hal itu akan menyakiti manik2 serigala Mi-ho. Dae-woong bertanya apa artinya berbagi energi dan langsung mendapatkan jawaban dari Mi-ho: “Berpasangan.” Mi-ho tidak akan mengijinkan Dae-woong pergi dengan Hye-in. Apalagi karena Mi-ho melihat kalau Dae-woong tidak hanya akan membagi energinya bersama Hye-in tapi dia juga akan memberikan seluruh jiwanya pada wanita itu.
Mi-ho memutuskan kalau dia harus pergi bersama Dae-woong atau Dae-woong harus mengembalikan manik2 serigalanya. Pilihan yang buruk. Jadi Mi-ho menyederhanakan lagi pilihannya, “Jika kau pergi, kau mati.” Karena lelah menunggu, Hye-in menjadi kesal dan memutuskan untuk pergi. Dia mengabaikan Dae-woong yang mengejar mobilnya.

Dengan masam, Dae-woong bisa melihat garis perak dari dicampakkan oleh Hye-in: akan lebih memalukan memberitahukan Hye-in kalau dia tidak bisa pergi dengannya. Jadi lebih baik bila Hye-in yang pertama meninggalkannya. Mi-ho menjadi gembira pada hal ini dimana Dae-woong tidak akan pergi dengan Hye-in.
Dae-woong balik membentak Mi-ho tapi Mi-ho berkata dengan nada terluka kalau dia hanya ingin menyelamatkan Dae-woong, “Aku ingin menyelamatkanmu dari penderitaan. Jadi aku memberikanmu manik2 serigalaku yang paling berharga.” Dae-woong merasa ditikam oleh rasa sesal dan berkata kalau dia merasa kesal karena harga dirinya telah dihancurkan. Dae-woong: “Aku menjadi kesal tidak akan menyelamatkan manik2mu jadi tolong menjauhlah dariku dan tinggalkan aku.”
Mi-ho lapar lagi tapi dia menyangka kalau meminta daging lagi pada Dae-woong hanya akan membuat Dae-woong lebih marah padanya. Dia bertanya-tanya apakah mood jelek Dae-woong karena dia tidak mau membelikannya makanan dan mengikutinya dalam jarak dekat. Mi-ho kelaparan tapi tidak mau mengganggu Dae-woong agar memberinya makanan. Dong-joo, sang pemburu Gumiho, menyaksikan semua ini dari kejauhan. Rambutnya keren banget.

Di sisi lain kota, bibi Min-sook diminta untuk membawa Dae-woong pulang ke rumah dengan paksaan bila perlu. Jadi bibi pergi ke sekolah laga dimana pria misterius yang pernah menyelamatkannya menjalankan bisnis. Nama pria itu adalah Ban Doo-hong. Min-sook masuk tepat ketika seorang stunt dilatih dan stunt itu jatuh dari lantai dua. Bergerak cepat, Doo-hong langsung meluncur ke depan untuk menyelamatkan Min-sook. Mereka saling mengenali.
Pada percakapan yang terjadi, Min-sook memastikan apakah wanita muda yang dilihat Min-sook bersamanya adalah anak perempuan Doo-hong. Bibi kegirangan waktu mendengar kalau Doo-hong adalah single father dan melakukan tarian kegembiraan setelah tahu Doo-hong masih single. Di pihak lain, Doo-hong masih berpikir kalau Min-sook sudah punya pasangan dan berkata pada dirinya untuk melupakannya saja.
Ini memberikan motif tersembunyi pada bibi untuk mengatakan pada kakek Dae-woong (ayahnya) kalau mereka harus membiarkan Dae-woong sendiri untuk beberapa saat. Ketimbang menyeret Dae-woong pulang ke rumah, bibi akan memastikan untuk memeriksa keadaan Dae-woong. Setiap hari kalau perlu.
Di dalam bus, Dae-woong duduk sejauh mungkin dari Mi-ho dan melirik ketika Mi-ho tergiur memandangi iklan daging sebuah restoran. Mi-ho memandangi Dae-woong tapi Dae-woong pura-pura tidak melihat dan malah mengirimi Hye-in sms permintaan maaf: ‘tolong terima permintaan maafku.’

Mi-ho melihat dua orang duduk di depannya: seorang ibu memberitahu putrinya kalau dia baru saja akan ‘memakan’ putrinya itu. Mi-ho bertanya-tanya kenapa seorang wanita ingin memakan anaknya dan ketika gadis kecil itu menengadah melihat Mi-ho, dia bercanda kalau dia mungkin akan memakan gadis itu. Dae-woong melihat Mi-ho mengangkat tangan anak gadis itu seolah-olah dia akan menggigit. Dia panik dan menarik Mi-ho keluar bus.

Mi-ho berkata dia sedang meniru sikap ibu gadis itu. Dia juga mengingatkan Dae-woong kalau dia tidak makan manusia. Merasa malu, Dae-woong sadar kalau dia sudah bersikap berlebihan. Sampai akhirnya Mi-ho berujar, “Jika aku lapar, apakah aku akan makan anjng kecil? Aku akan memakan sesuatu yang lebih besar seperti kau.”
Sayangnya, Dae-woong meninggalkan hp-nya di dalam bus. Dia meminta orang asing yang lewat agar meminjamkannya hp dan selagi Dae-woong memohon pada orang asing yang ditemuinya, Mi-ho berlari mengejar bus itu. Ketika Dae-woong memakai hp orang asing untuk menelpon hp-nya, sambil berharap seseorang akan mengangkatnya, dia malah mendengar suara Mi-ho di seberang sana. Mi-ho sudah berusaha melacak bus itu dan membawakan hp Dae-woong kembali.
Dae-woong mendapatkan sms balasan dari Hye-in yang setuju untuk menerima permintaan maafnya. Tapi kalimat Hye-in terlihat agak angkuh. Dae-woong yang masih kena sihir Hye-in sangat gembira. Di sisi lain, Mi-ho bangga pada dirinya sendiri karena telah melakukan hal yang berguna dan berkata, “Dae-woong kali ini kau senang karena aku, benar kan?”
Dae-woong melihat kalau Mi-ho kehabisan nafas. Dia sedikit terkejut karena ternyata gumiho mengalami reaksi fisik yang sama seperti manusia. Mi-ho menjelaskan, karena Dae-woong yang membawa manik2nya, maka dia mengalami kelelahan fisik lebih besar dari biasanya. Dae-woong akhirnya mengerti dan berkata, “Manik2 itu benar2 sangat penting buatmu.”

Mi-ho berkata kalau manik2 itu memang sangat berharga untuknya tapi Dae-woong tidak menyadarinya karena dia tidak bisa merasakan manik2 itu seperti yang Mi-ho rasakan. Jadi Mi-ho merangkul Dae-woong ke dalam pelukannya dan meminta Dae-woong untuk memperhatikan. Akhirnya Dae-woong bisa merasakan dorongan manik2 itu. Dae-woong juga akhirnya mengerti kalau Mi-ho adalah makhluk yang berbeda – bahkan perjalanan waktu berbeda pada saat itu.
Mi-ho berulang-ulang berkata kalau Dae-woong memiliki bagian penting darinya di dalam diri pemuda itu dan meminta, “Berjanji padaku kalau kau akan memperlakukan benda itu dengan baik dan menjamin kalau itu tidak akan terluka.” Dae-woong berjanji. Malam itu, Dae-woong terjebak di rumah. Dia tidak bisa memenuhi undangan temannya untuk berpesta. Dia mendesah, “Kemana hidupku berjalan? Selagi Mi-ho bersamaku, aku tidak bisa melakukan apa2!”
Hye-in tiba selagi Mi-ho sedang tidur jadi Dae-woong mengendap-endap keluar untuk bicara dengan Hye-in di luar. Dengan adanya saingan seperti Mi-ho, Hye-in meminta Dae-woong untuk mengungkapkan perasaannya pada dirinya sekarang juga. Hye-in bahkan menyemangati Dae-woong – memeluknya dan memegang tangannya – untuk membuat Dae-woong mengungkapkan perasaannya.

Dae-woong menyerah pada godaan itu dan mencondongkan badan untuk berciuman… sampai akhirnya, dia membayangkan Mi-ho memperingatkannya dengan keras kalau dia tidak bebas melakukan hal2 semacam itu. Dalam bayangan Dae-woong, Mi-ho menggeram, “Aku sudah mengatakan padamu untuk tidak berpasangan!” Dan Dae-woong pun bangun dari mimpi buruknya.

Mi-ho akhirnya mengerti masalah uang itu dimana hal itu menyebabkan masalah daging. Dia juga mengerti tentang promosi yang dilakukan penjual daging ayam dimana bila 10 kupon bukti pembelian di toko itu bisa ditukar dengan satu makan gratis. Mereka baru punya 8 jadi Mi-ho menuju ke tong sampah di pinggir jalan untuk mendapatkan yang lain.
Dalam perjalanan Mi-ho kesana, dia berlari kencang di sebuah mobil, dan mobil itu langsung menabraknya ketika mobil itu akan berhenti di tepian. Di dalam mobil itu ada Doo-hong yang bertanya pada Mi-ho apakah dia baik2 saja. Mi-ho menemukan kupon di dalam tong sampah tapi hembusan angin membuat kupon itu terbang ke udara. Jadi Mi-ho melompat ke atas pohon untuk mengambil kupon itu.

Doo-hong yang terpesona tidak dapat mempercayai matanya saat Mi-ho melompat dari satu cabang pohon ke cabang pohon yang lainnya untuk mengambil kupon itu. Sebagai sutradara film laga yang sedang melakukan casting untuk sebuah proyek baru, kemampuan fisik seperti itu sangatlah mengesankan. Apalagi hal itu dilakukan tanpa tali atau tipuan. Akhirnya, Doo-hong menemukan pahlawan yang dia cari selama ini.

Hari audisi untuk Dae-woong. Dia meminta pendapat Mi-ho tentang kaus yang dia kenakan. Mi-ho memilih yang berwarna coklat: “Itu adalah warna sapi!” Dengan kesal, Dae-woong menarik kaus-nya yang lain dan bertanya, “Jadi apakah ini warna babi (pink) dan ini ayam (kuning)?”
Tanpa ekspresi apa2, Mi-ho setuju dan menyusun kaus2 itu untuk dinilau sesuai seleranya: yang pertama adalah warna sapi, yang kedua babi dan yang ketiga ayam. Mi-ho menyuruh Dae-woong untuk mengenakan warna sapi yang langsung dijawab dengan cepat oleh Dae-woong kalau dia akan memakai warna rumput agar tidak membuat selera makan Mi-ho muncul.
Saat Dae-woong berangkat untuk ikut audisi, kakek tiba dan mendengarkan percakapan antara Dae-woong dan Mi-ho. Kata2 Dae-woong (kalau dia akan berusaha keras untuk tetap membuat Mi-ho makan daging sapi) mempunyai makna yang berbeda di telingan kakek. Khususnya saat Dae-woong mengumumkan kalau semua ini ‘untuk mendukugmu’.
Pada awalnya kakek kaget bukan main. Tapi kemudian dia terkenang pada perkataan Dae-woong kecil yang begitu dimanja. Dae-woong kecil mengatakan kalau karena kakek begitu kaya jadi dia tidak perlu bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Kemudian kakek mengingat Dae-woong remaja yang mengatakan kalau dia bisa saja membangun ruang biliar dengan uang kakek. Kakek juga ingat Dae-woong yang sudah kuliah yang meminta kakek untuk membangun perusahaan manajemen jadi dia bisa menjadi bintang. Dae-woong mengumumkan, “Aku tidak suka hal2 rumit. Aku ingin melakukan hal2 besar.”

Dalam konteks itu, Dae-woong yang bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan pacarnya bukanlah hal yang menngerikan. Malah, kakek merasa senang pada perubahan ini. Pendengaran Mi-ho yang tajam mendengar gumaman kakek dan mengatakan pada Dae-woong kalau seseorang sedang membicarakannya – seseorang bangga pada Dae-woong karena rasa tanggung jawabnya. Kemudian Dae-woong angkat tangan – itu pasti Dae-woong yang lain.
Asisten Doo-hong mempersiapkan segalanya untuk acara audisi hari itu dan menjelaskan pada Doo-hong tentang pilihan pemeran utama wanita. Tapi Doo-hong malah terganggu oleh pahlawan wanita yang dia lihat malam sebelumnya. Pada kenyataannya, Hye-in ikut casting sebagai pemeran utama wanita dengan banyak adegan laga, tapi wanita ini mendengarkan pembicaraan asisten Doo-hong kalau sutradara ingin memilih seorang pahlawan wanita hebat untuk peran itu – seseorang yang memiliki rambut panjang dan berbaju putih.

Dalam perjalanan menuju tempat audisi, Dae-woong memperhatikan kalau Mi-ho terlihat menderita. Mi-ho menjelaskan kalau mereka melewati sungai dan air dalam jumlah besar sangat menakutkan buat Mi-ho sebab itu adalah kelemahannya. Dae-woong tidak bisa melakukan apa2 tentang hal itu. Jadi dia mendekatkan Mi-ho ke tubuhnya dan menempelkan tangan Mi-ho ke dadanya – untuk membuat Mi-ho dekat dengan manik2 serigalanya.

Mi-ho tersenyum dan menempelkan kepalanya ke dada Dae-woong serta bertanya, “Woong, apa itu pasangan?” Dae-woong bertanya kenapa dan Mi-ho menjelaskan, “Orang2 memanggil kita pasangan.” Ini Mi-ho dapat dari pendengarannya yang tajam kalau penumpang bus yang lewat memanggil mereka pasangan. Dae-woong tidak bisa terima dan mendorong Mi-ho menjauh. Jadi Mi-ho memutuskan, “Itu pasti bukan sesuatu yang bagus.” Dae-woong menggunakan alasan kalau dia ingin merentangkan tangannya karena hari ini sangat panas. Jadi Mi-ho lebih baik menjauh dari Dae-woong. Tidakkah bagus bila turun hujan yang menghilangkan panas.
Mi-ho menjawab kalau ingin turun hujan di hari yang secerah ini, maka dia harus menangis. Dae-woong bertanya dengan sedikit terkejut apakah Mi-ho menangis dan dia menjawab iya, “Ketika hujan turun di hari yang crah, itu artinya aku sedang sedih.” Mi-ho mengatakan kalau dia akan menangis karena dia begitu lapar. Dae-woong sedang dalam mood baik dan menyarankan agar mereka berhenti untuk makan siang dalam perjalanan. Hal ini membawa senyum di wajah Mi-ho.

Bagaimana cara Dae-woong memberi makan Mi-ho? Dia memberikan contoh daging dari supermarket! Karena Mi-ho bukan manusia, Dae-woong berkata pada Mi-ho kalau dia tidak perlu khawatir bila ditertawakan karena memakan lebih dari satu sample daging. Dae-woong juga menyuruh Mi-ho untuk memakan sebanyak yang dia inginkan. Dengan penasaran, Mi-ho berjalan menuju gang sambil menyanyi, “Sapi! Sapi! Sapi!”
Pemburu Gumiho, Dong-joo juga ada di toko itu, menyaksikan Mi-ho. Sambil tersenyum, dia berpikir, “Kau pasti menikmati kehidupan manusia, Nona Gumiho.” Meskipun Dong-joo tidak mengatakannya dengan keras tapi Mi-ho mendengar kalimat itu dan mencari-cari berkeliling pemilik suara itu. Dong-joo melanjutkan, “Kau telah dikurung dalam waktu yang sangat lama – dunia telah banyak berubah, benar kan?” Dong-joo menyuruh Mi-ho untuk tidak khawatir, karena dia tidak ingin menyakiti Mi-ho sekarang… apa artinya dia akan menyakiti Mi-ho dipertemuan berikutnya?
Dong-joo menantang Mi-ho untuk menemukan dirinya. Dong-joo penasaran apakah Mi-ho dapat mencari dirinya di dalam keramaian. Mi-ho mengikuti perasaannya. Dia berkeliling di toko itu lalu bertatapan dengan Dong-joo. Pandangan ini membangunkan kenangan masa lalu Mi-ho yang telah terkubur lama tentang penjelamaan masa lalunya. Mi-ho berjalan ke tempat Dong-joo.

Mi-ho bisa merasakan hubungan diantara mereka tapi tidak bisa mengenali siapa laki2 itu dan bertanya apakah dia yang memanggilnya. Dong-joo mengiyakan. Mi-ho menyentuh wajah Dong-joo dengan tangannya dan mengatakan, “Kau juga bukan manusia.” Sebagai gantinya, Dong-joo juga menaikkan tangan untuk menyentuh wajah Mi-ho lalu mengatakan, “Dan kau juga bukan gadis yang aku kenal.” Dong-joo menjelaskan kalau ada makhluk gaib lain yang mirip dengan Mi-ho. Berikutnya, Mi-ho bertanya apakah Dong-joo juga makhluk seperti itu.
Mi-ho menduga kalau meskipun Dong-joo memang makhluk gaib tapi dia mungkin masih lebih kuat darinya. Tapi Dong-joo melawan Mi-ho – selagi Mi-ho kehilangan manik2 serigalanya, Dong-joo lebih kuat dari Mi-ho! Faktanya, Mi-ho telah melemah begitu sangat hingga dia tidak bisa mengenali siapa Dong-joo sebenarnya. Jika Dong-joo berusaha menangkap Mi-ho, maka Mi-ho tidak akan mampu melawan.

Mi-ho meniru sikap kekanak-kanakan Dae-woong dan menjamin bahwa manik2nya ada di tempat yang dekat dan aman. Dong-joo bertanya pada Mi-ho apakah dia benar2 mempercayai Dae-woong tidak akan lari atau mengabaikannya. Dong-joo memberikan satu nasehat bijak pada Mi-ho – jangan percaya pada manusia.

Saat Dong-joo pergi, dia berjanji akan menemui Mi-ho lagi nanti. Di sisi lain, Dae-woong menuju ke counter kosmetik untuk berdandan selagi Mi-ho memakan makanannya. Disana, Dae-woong menemui Hye-in. Wanita (uh, aku nggak suka sama cewek ini. Bakal jadi pengganggu!) ini telah berubah menjadi wanita dengan rambut panjang (karena hair extension) dan mengenakan baju putih. Dia berharap penampilan ini bisa sesuai dengan keinginan sutradara. Hye-in menyapa Dae-woong dengan antusias.
Karena ingat pesan Mi-ho, Dae-woong mencoba membebaskan lengannya dari Hye-in dan wanita ini memperhatikan. Ketika Hye-in menyarankan agar mereka pergi ke tampat audisi bersama, Dae-woong membuat alasan kalau sebaiknya Hye-in pergi tanpa dirinya. Hye-in tidak mengerti kenapa Dae-woong memainkan peran jual mahal tapi Hye-in kesal dengan reaksi Dae-woong. Padahal sebenarnya, Dae-woong meratapi keputusan untuk menyuruh Hye-in menjauh darinya.

Dae-woong kembali ke tempat daging untuk menjemput Mi-ho. Padahal sebanarnya Mi-ho berada di atas di tempat penjualan pakaian. Disana, Hye-in melihat Mi-ho (Mi-ho sedang menciumi jaket kulit lalu berusaha menggigitnya). Hye-in menebak kalau Dae-woong mengabaikannya karena Mi-ho.
Dengan gaya siap menyerang, Hye-in mendekati Mi-ho dan mengatakan kalimat yang merendahkan tentang Dae-woong yang pergi tanpa Mi-ho. Sebaliknya, Mi-ho justru merasakan hal yang berbeda dan yakin sekali kalau dae-woong sedang berada di dekat sini sedang mencarinya. Mi-ho melawan pernyataan Hye-in. Berikutnya, Hye-in mengatakan, “Dae-woong membuatmu menunggu. Apa kau mengira aku berbohong padamu?” Mi-ho tidak meladeni perkataan Hye-in dan dengan singkat menjawab, “Iya. Itu dia disana.” Mi-ho menunjuk Dae-woong yang sedang berada di kejauhan. Mi-ho lalu menambahkan dengan penuh ironi, “Kau pasti pembohong!”
Ini membuat Hye-in sangat marah dan dengan cekatan dia melakukan gerakan menantag ke arah Mi-ho. Tapi dengan gampang Mi-ho bisa mengalahkan Hye-in yang tentu saja hasilnya adalah Hye-in terkapar di lantai dengan kopi melumuri pakaian putihnya. Dae-woong berlari ke sisi Hye-in dan Hye-in menyalahkan semuanya pada Mi-ho. Hye-in benar bersandiwara, berakting sebagai sosok yang sangat sedih dan berkata kalau baju baru ini diperlukan untuk konsep audisinya.

Dae-woong bergerak untuk membereskan segalanya dan menyuruh Hye-in untuk bergegas ke tampat audisinya. Dia akan mencarikan baju pengganti untuk Hye-in dan membawanya ke tempat audisi. Dae-woong bahkan menelpon bibi Min-sook untuk mendapatkan dana tambahan guna membeli baju baru.
Setelah membeli baju, Dae-woong bergegas ke tampat audisi dimana Doo-hong memimpin semua kegiatan dan tidak senang pada para kontestan. Hye-in sebenarnya sudah memutuskan memakai baju putih karena sudah mendengar keinginan sutradara terhadap gadis tertentu yang berbaju putih, mencoba peran utama wanita. Waktu Dae-woong sampai di tempat itu, semuanya sudah selesai. Dia telah melewatkan kesempatannya untuk ikut audisi.
Melalui telpon, Dae-woong mendengar kalau Hye-in melakukan audisinya dan mencoba mengatakan kalau tidak apa bila Dae-woong melewatkan audisinya. Padahal jelas2, Dae-woong merasa super kesal. Saat semua kegilaan ini berlangsung, dia bahkan melupakan Mi-ho. Akan tetapi, berkat kemampuan penciuman gumiho yang dimiliki, Mi-ho dapat merasakan keberadaan Dae-woong. Dia sedang duduk di lobi dengan lemas.

Mi-ho tidak mengerti kalau Dae-woong menyalahkannya atas semua kejadian yang terjadi hari ini. Dimulai dengan daging sampai kopi yang terjatuh – Hye-in membuat segalanya terlihat kalau Mi-ho yang telah mendorongnya dan menyebabkan bajunya kotor. Mi-ho sama sekali tidak protes. Dengan penuh kebencian, Dae-woong menuntun Mi-ho keluar dan sampai di dermaga ferry di sungai Han.

Pelayanan makan malam sedang dipersiapkan oleh sebuah resto di atas kapal saat mereka sampai. Mi-ho tidak menyukainya sebab merasa tidak nyaman karena dikelilingi banyak air dan memohon agar pergi ke tempat lain saja. Tapi Dae-woong mengatakan dengan tegas kalau disinilah dia ingin makan malam. Dia lalu pergi ke kamar mandi selagi Mi-ho berdiri sendiri dimana dia berusaha menghilangkan rasa takutnya. Ketika makanan telah siap, Mi-ho memaksa dirinya untuk ke tempat makan.
Karena di kelilingi oleh air, kesaktian Mi-ho menjadi tidak berfungsi dan membuatnya sama sekali tidak bisa menjaga diri. Tapi dia tidak ingin protes sebab Dae-woong sedang bad mood. Jadi Mi-ho dengan setia menunggu. Dia sama sekali tidak bisa merasakan kalau Dae-woong keluar kapal. Dae-woong berlari di sepanjang dermaga dan meninggalkan Mi-ho sendirian. Mi-ho baru sadar kalau Dae-woong pergi saat dia melihat keluar dermaga dan melihat Dae-woong menjauh.

Mi-ho menjadi takut. Dia berteriak memanggil Dae-woong. Di sisi lain, Dae-woong tidak merasa bangga pada dirinya tapi dia mengatakan pada dirinya sendiri kalau dia tidak peduli pada apapun yang terjadi pada Mi-ho. Dia bukan siapa2!
Di atas kapal, Mi-ho merapatkan dirinya. Dia gemetaran. Dia menyadari satu hal: “Dia mengabaikanku dan pergi. Dan setelah dia berjanji.”
Mi-ho mulai menangis dan langit yang tadinya cerah berubah seketika menjadi gelap. Hujan gumiho mulai turun.

Hujan yang turun menghentikan langkah Dae-woong dan sadar apa artinya hal ini, “Mi-ho menangis!”

........ 4

Mi-ho sadar kalau dia sudah ditinggalkan sendirian di atas kapal dan memanggil Dae-woong. Di sisi lain, Dae-woong terus berlari tanpa menoleh. Mi-ho berjongkok dan mulai menangis. Dan ketika air matanya jatuh, langit mulai gelap dan hujan pun turun. Dae-woong menengadah. Dia mengingat apa yang Mi-ho pernah katakan tentang air matanya yang bisa menyebabkan hujan serigala. Hal ini mambuat Dae-woong menghentikan langkahnya dan mulai berpikir, “Itu konyol. Lalu, waktu dia menghembuskan nafasnya, maka turun salju. Dan ketika dia bersin maka ada angin topan!”

Dae-woong melanjutkan langkahnya tapi dia tiba2 ingat kalau Mi-ho pernah mengumumkan kalau mereka sudah berteman sekarang dan janjinya kalau dia akan menjaga manik2 serigala milik Mi-ho itu. Dae-woong berkata pada surga kenapa Mi-ho menggunakan hujan untuk menghentikannya. Dae-woong berbalik dan berlari untuk menemui Mi-ho.

Di atas kapal, Mi-ho mulai kehilangan kendalinya terhadap penampilan luarnya. Masalahnya, ada beberapa factor yang memicu hal ini: manik2 serigalanya jauh darinya, dia takut karena air, dan ada seekor anjing yang mendekat. Mata Mi-ho berubah menjadi biru terang. Mi-ho bersembunyi di kamar mandi ketika penampilan serigalanya mulai keluar.
Dae-woong sampai di kapal dan mendengar sebuah keluarga yang punya anjing berbicara tentang seorang wanita aneh yang terlihat seperti monster. Jadi Dae-woong berusaha menguatkan dirinya. Dia mengira anjing itu adalah Mi-ho sebab punya ekor. Tapi kemudian dia menemukan Mi-ho di dalam kamar mandi. Mi-ho gembira karena Dae-woong kembali tapi dia tidak mau membuka pintu sebab dia berubah. Dae-woong bersikres. Toh, dia sudah sering melihat Mi-ho berubah wujud. Jadi Mi-ho membuka pintunya…

Dae-woong sama sekali tidak bisa menyembunyikan ketakutannya. Dia sama sekali tidak berani melihat Mi-ho dan berikutnya menutupi Mi-ho dengan taplak meja. Mereka lalu keluar dari kapal. Di luar, Mi-ho bertanya pada Dae-woong kenapa dia meninggalkannya. Dae-woong merasakan secuil rasa bersalah tapi berkata bohong kalau dia tidak meninggalkan Mi-ho, kapalnya yang meninggalkan Dae-woong. Satu hal yang dipetik Mi-ho dari kejadian ini adalah Dae-woong kembali karena mulai turun hujan. Mata Mi-ho yang biru terang terlihat sangat bahagia.

Pelayan kapal mengikuti mereka keluar untuk meminta kembali taplak mejanya. Dae-woong melepaskan benda itu dari Mi-ho lalu memeluk gadis itu dengan erat. Mereka berpelukan untuk beberapa waktu dan Dae-woong berkata kalau mereka akan baik2 saja bila dia memegang Mi-ho dengan erat selama perjalanan pulang ke rumah.

Mi-ho menyembulkan kepalanya dan terlihat sangat bersina – dia sudah kembali. Mereka saling tersenyum dan Mi-ho mengatakan kalau semua ini karena Dae-woong yang mau kembali untuknya. Dae-woong berpikir kalau sebaiknya mereka pergi. Tapi Mi-ho menarik jaket Dae-woong dan menarik pemuda itu mendekat untuk berpelukan lagi. Jadi Dae-woong menurut dan menepuk kepala Mi-ho ketika Mi-ho mendesah bahagia. Di tempat lain, Dong-joo mengunjungi kuil dan mengatakan pada biksu kalau serigala akan kembali ke tempatnya semula.

Kakek mengemasi barang2 Dae-woong dan mengirim Bibi Min-sook untuk menyerahkannya pada Dae-woong. Kakek terlihat bahagia untuk Dae-woong yang sudah berubah ini. Min-sook menunggu di luar sekolah laga dan tertidur di sebuah kursi. Doo-hong, pria idola bibi Min-sook, melihat bibi tidur di kursi dan cahaya matahari akan segera menimpa bibi. Jadi pria itu bergegas ke tempat bibi dan membuka jaketnya untuk menutupi bibi agar tidak kena sinar matahari. Doo-hong berdiri dalam posisi itu sampai dia keringatan dari ujung rambut sampai ujung kaki! Malam itu, Doo-hong kembali menunggu gadis yang bisa melompat tanpa bantuan tali itu!
Mi-ho mengeluhkan makan malamnya – ayam lagi! Tapi Dae-woong mengatakan kalau dalam keadaan seperti ini, sangat memalukan bagi Mi-ho untuk minta daging sapi. Mi-ho menjelaskan kalau Dae-woong lah yang mengatakan padanya bahwa karena dia bukan manusia jadi dia bisa bersikap se-memalukan mungkin sesuai yang dia inginkan.
Dae-woong meratap kalau dia tidak bisa mencarikan daging sapi karena mimpinya sudah hancur. Mi-ho bertanya apa itu bintang laga dan Dae-woong menjawab kalau bintang laga adalah sesuatu yang sangat dikuasainya. Mi-ho mencoba menebak, “Kabur?” hehehe. Dae-woong bersikeras meskipun Mi-ho melihat dirinya sebagai manusia yang lemah tapi bagi gadis normal lainnya dia sangat menggoda. Mi-ho mengacungkan ibu jari sebab dia pun berpikir kalau Dae-woong cukup menarik.

Setelah itu, Dae-woong mendemonstrasikan kemampuan laganya, dalam sebuah aksi pedang yang sangat mengagumkan. Mi-ho terpsona melihat aksi itu dan Dae-woong terus beraksi. Mi-ho mulai meniru setiap ucapan dan aksi Dae-woong dan Dae-woong merasa kalau itu sangat lucu. Pada satu titik, Dae-woong menendang tembok bata dan Mi-ho jelas mengikuti. Hanya saja, Mi-ho menendang dengan kekuatan penuh hingga tembok itu hampir rubuh.

Doo-hong kebetulan menuju ke tempat itu untuk menenangkan diri jadi Dae-woong dan Mi-ho lari dan bersembunyi lalu melihat dengan ngeri (Dae-woong menutup mata Mi-ho dengan tangan) ketika Doo-hong mulai kencing di tembok itu. Kekuatan apa saja ternyata bisa membuat tembok itu roboh dan di balik tembok itu ternyata ada wanita yang sangat kaget. Doo-hong diseret ke kantor polisi dan dia dituduh sebagai orang gila dengan jas hujan. Doo-hong menjelaskan kalau dia bukan orang seperti itu dan berkata kalau yang dia lakukan hanya pipis: “Bahkan bukan pipis yang aku pegang. Itu hanya selingan normal!”

Dae-woong datang membela. Dia muncul di kantor polisi dan mengatakan bahwa dirinya adalah saksi dan mengatakan kalau yang Doo-hong lakukan hanyalah pipis. Dae-woong juga mendapatkan kesempatan untuk memperkenalkan dirinya sebagai teman Sun-nyeo. Sutradara Doo-hong dengan senang memberikan kesempatan pada Dae-woong untuk mengikuti audisi selama kejadian hari itu tetap menjadi rahasia bagi mereka. Hehehe… malu kali sutradara ditangkap karena pipis sembarangan!

Dae-woong keluar dan menemukan Mi-ho sedang menggali-gali sampah dengan tulang rusuk di mulutnya. Dae-woong sadar kalau gaya berpakaian Mi-ho sangat buruk dan mengajaknya berbelanja untuk membeli make-up dan baju. Mi-ho malah memilih daging.

Di rumah, Dae-woong mengajari Mi-ho bagaimana caranya menggosok gigi dan mencuci. Meskipun begitu, Mi-ho memakan semua produk pembersih yang membuat Dae-woong kaget. Mi-ho mandi dan berganti baju. Dia terlihat cuantik! Dae-woong bahkan bergumam kalau Mi-ho terlihat seperti gadis normal dengan gaya seperti ini. Memangnya kalau pake dress putih nggak normal, ya?
Mi-ho berteriak, “Woong, aku sangat bahagia karena kau hari ini!” Dae-woong menghentikan kegembiraan Mi-ho dengan menanyakan kapan dia akan mengambil manik2 serigala dari dalam tubuhnya. Mi-ho kemudian bergumam tak jelas lalu mengatakan kalau dia terlalu lelah untuk makan dan pergi tidur. Mi-ho tidak ingin meninggalkan Dae-woong dan berhenti menjadi manusia. Dae-woong tidak melihat kalau sebenarnya dia sudah melukai Mi-ho.
Dong-joo duduk di rumahnya sambil mengayunkan pedangnya dan berkata dengan keras kalau dia tidak ingin mengirim kembali Mi-ho ke dalam lukisan. Dia bisa saja mengirim Mi-ho dengan diam2 tapi dia tahu kalau Mi-ho tidak akan menyerah dengan gampang.

Selagi Dae-woong tidur, Mi-ho memeriksa manik2 serigalanya dan menyadari kalau Dae-woong hampir sembuh. Dia mendesah kalau dia memberitahu Dae-woong yang sebenarnya, maka Dae-woong akan mengusirnya. Mi-ho bertanya-tanya kenapa dia tidak bisa tinggal di sisi Dae-woong, membunuh nyamuk selagi Dae-woong tidur. Lalu dia sadar kalau memang tidak bisa karena dia bukan manusia.
Kakek mendapati bibi Min-sook sedang menonton A Better Tomorrow dan sadar kalau bibi pasti tertarik pada seorang pria. Jadi kakek meminta Dae-woong untuk datang dan mendiskusikan masalah ini.

Hari ini, Mi-ho mengatakan kalau dia tidak akan mengikuti Dae-woong kemana-mana jadi Dae-woong bisa melakukan yang terbaik di audisinya tanpa masalah. Dae-woong tercengang. Mi-ho bertanya jika dia menunggu disini, lalu apakah Dae-woong kembali untuknya? Dae-woong tidak terlalu mempercayai Mi-ho pada awalnya dan kemudian malah memberi Mi-ho uang untuk membeli makanan. Dae-woong juga memberitahu Mi-ho untuk tidak menggali-gali sampah bila lapar dan menelponnya bila sesuatu terjadi.
Dae-woong akhirnya pergi tapi dia merasa tidak nyaman karena meninggalkan Mi-ho serta dia merasa agak aneh karena tidak ada Mi-ho yang mengikutinya kemana-mana. Mi-ho keluar dan melambai pada Dae-woong dari atap. Dae-woong balas melambai tapi kemudian dia menghentikannya dan mengatakan kalau dia harus berhenti menumbuhkan ketergantungan pada Mi-ho.

Dari atap, Mi-ho berkata pada dirinya sendiri, “Dae-woong, kau sudah sembuh sekarang. Aku harus mengambil kembali manik2ku. Tapi, bisakah aku tinggal disini?” Mi-ho menghabiskan harinya dengan menggali-gali tong sampah untuk menemukan kupon ayam (dia percaya bila punya 10 kupon maka akan berubah menjadi ayam!) dan bahkan bertengkar dengan bibi tetangga untuk kupon yang terakhir. Dong-joo menemui Mi-ho dan mengajaknya jalan-jalan. Mi-ho sangat kagum mengetahui kalau Dong-joo punya kartu pengenal, nomer keamanan sosial, dan hp. Semuanya sangat manusia – meski sebenarnya dia bukan manusia.

Dae-woong melakukan yang terbaik di audisinya dan mendapatkan peran itu. Dia berkata pada diri sendiri, “Malam ini, ada sapi dan soda, Gu Mi-ho! Tidak setiap minggu… tapi tunggu. Lalu, apakah ekormu akan keluar?” Hye-in menemui Dae-woong dan meminta untuk mengadakan makan malam perayaan bersama. Dae-woong sudah berjanji pada Mi-ho untuk kembali dan membawakan daging sapi jadi Dae-woong menggunakan kakek sebagai alasan. Hye-in mengakui kalau keluarga adalah alasan yang bagus untuk pergi dan membiarkan Dae-woong pergi.

Dong-joo mengajak Mi-ho ke apartemennya dimana Mi-ho takjub melihat gaya hidup Dong-joo yang seperti manusia. Dong-joo mengatakan pada Mi-ho kalau dia pindah dari satu tempat ke tempat lain tiap beberapa tahun sekali, mengubah namanya dan tidak pernah mencoba dekat dengan yang lain. Dan bahwa, dia sudah hidup dengan cara seperti ini lebih lama dari Mi-ho yang terkurung di dalam lukisan. Mi-ho ingin Dong-joo agar mengajarinya bagaimana menjadi manusia juga.

Tapi Dong-joo memberitahu Mi-ho bahwa dengan hidup seperti ini, Mi-ho tidak akan bisa dekat dengan manusia seperti yang dia inginkan – Mi-ho tidak akan pernah punya teman, keluarga, atau cinta. Mi-ho berpikir kalau dia akan senang bila dekat dengan manusia. Tapi Dong-joo membentak balik, “Makhluk abadi sepertimu tidak bisa bersama manusia. Selamanya.”

Dong-joo melanjutkan, “Caraku hidup sekarang… tidak jauh berbeda dari terjebak di dalam lukisan. Kau harus kembali.” Mi-ho kecewa dan berkata kalau dia benar2 tidak ingin kembali. Lalu, Dong-joo mengajukan tantangannya, “kalau begitu, apa kau ingin mati?”
Dae-woong di sisi lain, mengatakan pada Byung-soo kalau hari2nya bersama Mi-ho tinggal menghitung hari. Dia berkata kalau E.T. akan kembali ke rumah dan bahwa sebenarnya mereka berasal dari dunia yang berbeda. Byung-soo menyalahartikan perkataan ini bahwa Mi-ho adalah chaebol (pewaris yang kaya).
Dong-joo mengatakan pada Mi-ho kalau ada cara baginya agar bisa menjadi manusia. Tapi untuk melakukan itu, jiwa gumihonya harus mati. Dia memerlukan dua hal: seseorang (sesuatu) yang bisa membunuhnya, dan seseorang yang akan membagi energi manusia mereka – ki atau energi kehidupan bersama Mi-ho.

Setelah itu, Dong-joo mengeluarkan pisau gaibnya dan memotong tangannya. Darahnya mengalir ke dalam sebuah gelas dan mengatakan pada Mi-ho kalau pisaunya bisa membunuh Mi-ho begitu pula dengan darahnya. Jika Mi-ho meminum darah ini dan Mi-ho punya manik2 serigala yang telah mengumpulkan energi dari manusia selama 100 hari maka Mi-ho akan menjadi manusia. Mi-ho bertanya kenapa Dong-joo memberitahukan semua hal ini. Dong-joo berkata kalau ini karena gadis lain yang mirip dengan Mi-ho dan menginginkan hal yang sama. Dong-joo akan membantu Mi-ho mati tapi apakah Cha Dae-woong dapat dipercaya untuk melindungi manik2 serigala Mi-ho selama 100 hari.
Dong-joo mengatakan sekali lagi pada Mi-ho kalau manusia tidak dapat dipercaya dan bersikeras agar Mi-ho melupakan semuanya dan kembali. Mi-ho pergi dan pertanyaan itu masih menggantung di kepalanya. Mi-ho memegang sebotol kecil darah Dong-joo di tangannya ketika dia melihat orang2 di jalanan di bawahnya. Mi-ho: “Apakah mati berarti menghilang? Aku hanya ingin hidup di bawah sana.”
Mi-ho berjalan ke rumah dan langsung dikenali oleh Doo-hong, yang mengejarnya tapi tidak bisa mendapatkannya. Hye-in melihat ini dari kejauhan dan mencibir. Tidak hanya Mi-ho mendapatkan kasih sayang Dae-woong tapi sekarang sutradara juga, untuk peran yang sangat diinginkan itu.

Hye-in memutuskan untuk menelpon Dae-woong buat mendiskusikan hal itu dan menangkap kebohongan Dae-woong ketika dia berada di dekat rumah dengan setumpuk daging di tangannya. Mereka duduk bersama dan Hye-in bertanya apakah Dae-woong menyukainya. Hye-in berkata kalau dia sudah menunggu Dae-woong untuk mengungkapkan perasaannya padanya dan sudah mempersiapkan jawabannya. Hye-in berkata kalau dia sudah kehilangan kepercayaan pada Dae-woong yang sudah menggoyangkan perasaannya. Hye-in ingin agar Dae-woong tidak membuatnya menunggu.
Dae-woong minum banyak soju selagi Mi-ho menunggunya kepulangannya. Mi-ho meninggalkan voicemail untuk Dae-woong dan mengatakan kalau ada hal penting yang ingin dia tanyakan pada Dae-woong. Dan Mi-ho bertanya apakah dia bisa tinggal bersama Dae-woong lebih lama. Mi-ho mencium bau Dae-woong ketika dia mendekat dan berlari untuk menemuinya di gym.

Mi-ho muncul di depan Dae-woong dari kegelapan. Dae-woong mengatakan kalau dia sedang mabuk lalu berkata, “Bulan keluar. Apakah kau ingin merentangkan ekormu dan ber’hoi-hoi’?” Dae-woong berkata lagi, “Mi-ho, kita teman, kan? Apakah kau mau melakukan sesuatu yang membuatku senang?” Mi-ho memandangi Dae-woong dengan manis. Dae-woong: “Apa kau akan… menghilang?” Dae-woong yang mabuk memohon pada Mi-ho agar dia pergi dan berhenti membuat hidupnya menjadi sulit. Dae-woong kemudian jatuh ke lantai dan pingsan.

Mi-ho memandangi Dae-woong dan berkata, “Dae-woong, yang sebenarnya adalah kau sudah jauh lebih baik. Aku akan pergi, jadi kau berhenti terluka.” Mi-ho melepaskan tangan Dae-woong.

Keesokan paginya, Dae-woong bangun di atas tempat tidurnya. Dia tidak tahu bagaimana bisa sampai kesana. Dia memanggil Mi-ho tapi Mi-ho tidak ada. Dae-woong melihat dan melihat dan akhirnya dia sadar: Mi-ho sudah pergi.

......... 5
Dae-woong tidak langsung menyadari kalau Mi-ho pergi mencari makanan. Dia berpikir mungkin Mi-ho mengorek-ngorek tong sampah. Tapi Dae-woong mulai curiga apalagi setelah melihat daging sapi yang tidak disentuh sama sekali.

Secara perlahan-lahan, ingatan Dae-woong tentang peristiwa tadi malam mulai muncul selagi dia mabuk. Akan tetapi, dia tidak ingat bagain ketika dia menyuruh Mi-ho untuk pergi. Ketika Dae-woong menjatuhkan sebuah tas berat di kakinya, dia bertanya-tanya kenapa rasanya sakit sekali bila dia memiliki perlindungan manik2? Apa ini artinya manik2 itu sudah pergi? Apa itu artinya Mi-ho juga pergi?

Dae-woong berlari keluar untuk mencari Mi-ho tapi tidak menemukan jejak gadis itu. Dae-woong kembali ke dalam dengan lemas, terlihat kecewa, terlihat seperti dia dia akan menangis karena air mata bahagia. Dae-woong bergembira, “Gumiho itu akhirnya meninggalkanku!” Dia bersenang-senang atas kebebasan barunya.

Dengan buru2, Dae-woong mengemasi barang2nya – dia tidak ingin kehilangan keberuntungannya kalau2 Mi-ho memutuskan untuk kembali. Selama beres2, dia menemukan kupon ayam Mi-ho. Secara tidak terduga, Dae-woong tersentuh melihat hal itu, kemudian dia menghentikan dirinya dari sikap gila itu dan pergi. Dae-woong tidak melihat kalau Mi-ho memperhatikan kepergiaannya. Mi-ho berkata, “Dae-woong terlihat cemas. Apakah dia tidak senang atas kepergianku?”

Tiba2 saja, hujan turun meski langit cerah dan hal ini menghentikan langkah Dae-woong serta membuatnya memikirkan Mi-ho… kecuali kalau ini hanya pria yang sedang mencuci mobil. Masih memperhatikan, Mi-ho berkata, “Woong, selamat tinggal.” Untuk beberapa saat, lebih banyak air muncrat ke Dae-woong. Dia berbalik untuk memaki si pencuci mobil – tapi tidak ada orang disana.

Dae-woong tidak bisa menghilangkan perasaan tidak nyaman ini, meskipun dia sudah bersikap seolah-olah dia sangat bahagia. Contohnya saja, dia memberitahu kakek karena Mi-ho pergi dengan keinginannya sendiri, dia tidak melakukan hal salah. Kakek kecewa mendengar berita itu sebab dia menghargai Mi-ho karena sudah mengubah Dae-woong menjadi pria dewasa.
Dae-woong mencoba untuk bersantai di kamarnya tapi dia terganggu oleh perasaan tidak enak ini yang dia tidak benar2 mengerti. Dia menggambarkan perasaan itu sebagai ‘kosong dan tidak nyaman.’ Tapi karena Dae-woong masih menyangkal kalau dia merindukan Mi-ho sebenarnya, jadi Dae-woong sangat dibuat bingung.

Hye-in sangat gembira karena Dae-woong datang saat dia menelpon. Dia menasehati Dae-woong untuk tidak terlibat dengan Mi-ho meski dia kembali. Hye-in senang mendengar jawaban Dae-woong yang mengatakan kalau dia tidak tahu kemana Mi-ho dan bagaimana menghubunginya.
Akan tetapi, senyum di wajah Hye-in hilang waktu dia mendengar Dae-woong berkata kalau Mi-ho kejam karena pergi tidak bilang2 dulu. Hye-in bertanya apakah Dae-woong sedih karena Mi-ho pergi. Dae-woong bersikeras kalau dia cemas tapi kadang2 dia tidak yakin.

Mi-ho telah menemukan caranya untuk pergi ke kampus dimana dia bersembunyi dari pandangan manusia dan mengosongkan mesin makanan. Sekarang dia sudah memiliki lagi manik2 serigalanya yang artinya kekuatan Mi-ho juga kembali. Ini juga berarti Mi-ho bisa berlari super kencang dan melayang-layang di udara yang pada dasarnya menakuit mahasiswa yang lewat di lorong.

Contohnya saja, seorang siswa (yang diperankan oleh UEE) sedang melukis di studio dan tidak memerhatikan sosok Mi-ho yang melayang di udara. Sebuah patung di pukul hingga jatuh yang menyebabkan cat merah bececeran di lantai dan membuat mahasiswa itu sesak nafas karena saking takutnya. Tujuan dari gangguan ini jelas ketika mahasiswa itu menikmati makan siangnya yang berupa burger dan mendapati potongan daging burgernya hilang.

Di luar, Mi-ho dengan gembira menguyah makanan hasil curian itu. Tapi ketika dia melihat sebuah sosok hebat mendekat – Dong-joo – Mi-ho kabur. Dong-joo berhasil menangkap Mi-ho dan sebuah tusukan berhasil membuat Mi-ho tidak sadar. Tidak hanya itu, tusukan itu juga membuat manik2 serigala keluar dari tubuh Mi-ho dan Dong-joo langsung mengambilnya.

Tidak sadar pada semua ini, Dae-woong pergi minum bersama teman2nya untuk merayakan peran yang dia dapatkan. Akan tetapi, senyum hilang dari wajah Dae-woong saat Byung-soo bertanya apakah Mi-ho tahu berita bagus ini. Mereka meminta Dae-woon untuk mengundangnya juga jadi Dae-woong menjawab dengan putus asa, “Sekalipun aku ingin, aku tidak bisa!”
Malam itu, Dae-woong mampir ke sekolah laga untuk mencari Mi-ho. Dia membawa beberapa bird an berharap Mi-ho mungkin kembali. Dia mencoba meyakinkan dirinya kalau dia senang Mi-ho tidak disini lalu duduk sendiri di luar untuk minum bir sambil bertanya-tanya apa yang membuat Mi-ho pergi. Dae-woong mulai menyanyi. Dia mengarang liriknya sendiri, “Mi-ho yang misterius, Mi-ho, Mi-ho… Temanku Mi-ho. Gumiho yang manis – gumiho yang menyeramkan. Hoi-hoi. Gumiho itu adalah temanku… hoi-hoi… Mi-ho adalah temanku yang menyeramkan.”

Dong-joo telah membawa Mi-ho ke apartemennya dimana dia menunjukkan dua botol kecil pada Mi-ho: yang satunya adalah manik2 Mi-ho dan yang lainnya adalah darah Dong-joo. Berlawanan dengan keyakinan Mi-ho, Dong-joo ternyata tidak ingin membunuhnya. Dong-joo hanya ingin mengambil manik2 Mi-ho untuk disimpan agar mencegah Mi-ho membuat masalah. Dong-joo menjeslakan kalau Mi-ho sudah meneror para siswa dan mencuri makanan mereka. Dong-joo berkata, “Tidakkan kau merasa malu?”
Dong-joo menebak kalau Dae-woong menolak permintaan Mi-ho untuk membantunya menjadi manusia. Mi-ho mengakui kalau dia bahkan tidak mendapatkan kesempatan untuk mengungkapkan hal itu. Mi-ho: “Dae-woong berkata kalau aku adalah temannya tapi dia pasti sangat membenciku karena menjadi gumiho. Dia memintaku untuk menghilang.”

Dong-joo bertanya apakah Mi-ho sudah menyerah untuk menjadi manusia. Mi-ho belum memutuskan. Dong-joo memberikan dua pilihan: manik2 serigala versus darahnya. Atau bisa dilihat dari cara lain: botol biru atau merah. Minum dari botol merah berarti memilih jalan manusia sebab darah Dong-joo punya kekuatan untuk membunuh sisi gumiho-nya Mi-ho. Jika Mi-ho mengambil botol merah maka Mi-ho meminta kembali manik2nya dan harus kembali ke kuil. Dong-joo memberikan waktu pada Mi-ho untuk berpikir. Dia bahkan mengijinkan Mi-ho tinggal di apartemennya untuk sementara waktu.
Dae-woong menandatangani kontrak filmnya dan membuat Dae-woong dilirik olah agen bakat. Dae-woong sedang gembira dan dia sudah kembali ke gayanya yang lama yaitu berfoya-foya. Dia tidak akan mendapatkan banyak uang dari film ini tapi dia menyebut gajinya sebagai ‘uang belanja’ dan yakin kakek akan membelikannya mobil baru.

Sebuah kejadian hampir tabrakan membuat Dae-woong harus kembali ke RS dengan luka ringan. Tapi dokter memberitahu Dae-woong kalau dia baru2 ini mendapat luka berat. Meski Dae-woong sudah sembuh tapi dokter menyarankan Dae-woong untuk berhati-hati karena tulangnya yang lemah.
Dae-woong senang karena disetujui untuk main dalam film – tapi ini film laga. Jika Dae-woong cedera selama proses ini maka mungkin dia tidak akan bisa berjalan lagi. Dae-woong ingin protes tapi itu adalah ramalan yang sangat mengerikan. Tidak sudi mundur dari film itu, Dae-woong bergumam kalau manik2 Mi-ho membuatnya tetap sehat dan sekarang dia sadar, “Aku ingin Mi-ho bersamaku.”
Dong-joo menonton sepakbola di tv dan mengatakan kalau permainan itu menjelaskan semua sifat manusia. Jadi Mi-ho bergabung untuk ikut ‘belajar’ bersamanya. Dong-joo berkata kalau sudah waktunya Piala Dunia, seluruh dunia melihat bola ditendang kesana kemari. Hal ini membuat Mi-ho tertawa sendiri dan berkata, “Wow, pasti mengerikan bila meledakkan bola itu.” Karena melihat ekspresi Dong-joo, Mi-ho menambahkan, “Aku tidak akan melakukannya.”

Acara tv berubah ke tayangan drama dan Mi-ho dibingungkan oleh jalan ceritanya, “Kenapa wanita tua itu tetap berteriak pada wanita muda itu?” Dong-joo menjelaskan, “Itu adalah seorang ibu dan menantunya. Hal seperti itulah yang mereka lakukan.” Ketika pasangan kekasih mulai bermesraan di layar, Dong-joo melihat ke Mi-ho (menunggu dia menanyakan hal itu). Mi-ho tersenyum dan berkata, “Aku tahu itu apa. Mereka sedang berpasangan.” Dong-joo batuk2 tidak nyaman dan mengganti channel tv-nya.
Program berikutnya mengingatkan Mi-ho kalau dia lapar dan dia mulai melempar tatapan ingin makan ke Dong-joo. Mi-ho merengek dengan sedih, “Aku ingin makan daging.” Sayangnya, Dong-joo kebal pada usaha Mi-ho untuk mempermainkannya. Mi-ho keluar untuk makan daging sapi dan membungkus sepuluh porsi. Dia tidak punya uang untuk membayar belanjaannya tapi dia berkata pada pemilik resto, “Karena aku makan seperti manusia jadi aku akan membayarnya seperti manusia.” Itu artinya, Mi-ho harus mencuci piring…

Mi-ho begitu cepat dan teliti hingga pemilik resto terkesan dan menawarinya pekerjaannya. Tapi Mi-ho menolaknya, sebab dia tidak siap menjalin hubungan atau masuk ke dalam sebuah persatuan. Sebagai gumiho, dia mungkin bisa hidup di dunia ini tapi tidak boleh berhubungan dengannya.
Setelah mendapatkan daging, waktunya mencari jus buah2an. Mi-ho berhadapan dengan mesin penjual makanan dan berkata, “Aku bisa saja menendangmu dan membuatmu mengeluarkan air berbuih itu tapi aku akan menyelesaikan ini seperti manusia.” Yang itu artinya Mi-ho harus mengangkat mesin itu dengan kekuatan supernya untuk mendapatkan koin yang ada di bagian bawah mesin itu.
Hasilnya? Mi-ho dilihat oleh dua gadis kecil yang memandang dengan kagum. Mi-ho memutuskan kalau dia harus menyelesaikan ini seperti manusia dan menyerahkan salah satu koinnya pada mereka. Dia cukup mengerti kalau menjadi manusia = membayar orang! Mi-ho bangga pada dirinya karena sudah mempraktekkan sikap manusia dengan sukses. Tapi ketika dia menatap botol yang berwarna merah, dia berkata kalau menjadi manusia yang sebenarnya akan lebih baik. Mi-ho memandangi keluarga dan pasangan yang ada di taman dan memutuskan kalau dia juga akan punya seseorang yang bersamanya, “Pasti akan menyenangkan kalau orang itu adalah Dae-woong.”

Dae-woong kembali ke loteng sekolah laga untuk mencari tanda keberadaan Mi-ho tapi yang bisa dia temukan hanyalah kupon ayam itu. Dengan kecewa, dia mendesah, “Gu Mi-ho, bagaimana bisa kau pergi seperti ini? Setelah aku memanggilmu temanku…” Kata itu – teman – memicu ingatan Dae-woong dan sekarang dia ingat permintaannya saat mabuk. Dengan kaget, Dae-woong menyadari kalau Mi-ho pergi karena dia yang memintanya.

Mengambil saran dari pelajaran filmnya, Min-sook bergaya beda dengan berpakaian serba hitam untuk mengundang Doo-hong makan siang. Sebuah langkah kaku membuat Min-sook terlempar ke sebuah patung… dan sebuah ciuman lipstick warna pink berbekas di pantat patung itu. Dengan liar, bibi berusaha menghapus tanda itu tepat pada saat itu, Doo-hong muncul. Min-sook berkata kalau dia bukan orang aneh yang berkeliaran menciumi pantat patung. Doo-hong melihat betapa malu Min-sook dan menawarkan untuk menyelesaikan masalah itu. Dia memindahkan plester dari lengannya dan menggunakannya untuk menutupi bekas lipstick bibi.

Ini membuat Min-sook berani untuk melakukan aksinya (mengajak makan siang) dan ketika dia menangkap kesan Doo-hong yang merasa kurang bagus, Min-sook mengatakan kalau dia menyukai hal yang tidak beraturan. Min-sook bukan Audrey Hepburn tapi dia itu tipe Angelina Jolie. Min-sook mengumpulkan keberanian dan mengundang Doo-hong untuk makan siang. Doo-hong bersikeras dan masih percaya kalau Min-sook sudah menikah. Dengan metafora perpisahan tentang bagaimana Angeline Jolie yang punya Brad Pitt dan dia tidak ingin menjalin cinta dengan wanita yang sudah berpasangan, dia pergi.
Dae-woong menemukan Doo-hong di kantornya untuk bertanya tentang jadwal syuting. Dia mencoba mencari cara apakah dia bisa syuitng adegannya terakhir jadi dia tidak perlu keluar. Melihat reaksi seram sang sutaradara, Dae-woong menarik pertanyaannya dan malah di suruh datang besok ke sekolah laga untuk ‘sesi latihan menghancurkan tulang.’
Doo-hong juga mengirim Dae-woong untuk menggosok lipstick dari patung dan menambahkan kalau bibi Dae-woong pasti malu jadi sebaiknya Dae-woong merahasiakan ini dari pamannya. Pada perkataan itu, Dae-woong menjadi bingung dan berkata kalau dia tidak punya paman; bibi Min-sook belum menikah. Ini membuat Doo-hong terhenyak. Dia dipukul oleh harapannya dan kekecewaannya karena sudah mengacaukan semuanya karena kesalahpahamannya. Sedangkan, Min-sook berkendara sambil menangis sebab dia sakit sudah ditolak.

Dae-woong masih mencoba untuk menemukan Mi-ho dan menelpon kuil untuk menanyakan apakah serigala yang hilang dari lukisan itu sudah muncul. Dae-woong juga ingat kalau Mi-ho pernah meninggalkan pesan voicemail untuknya dan menelpo nomer itu. Telpon itu dijawab oleh wanita pemilik restoran ayam itu, yang pernah diajak berkelahi oleh Mi-ho untuk memperebutkan sebuah kupon.

Mi-ho menemukan kupon kesepuluh dan membawanya kembali ke loteng sekolah laga, menambahkannya ke penyimpanan Dae-woong. Mi-ho menebak kalau Dae-woong tidak akan kembali lagi kesini. Dia berkata, “Aku benar2 merindukan Dae-woong.” Mi-ho jadi berpikir sendiri: “Aku bisa melihat sangat jauh dan mendengar sangat jelas, tapi karena aku tidak bisa melihat atau mendengarmu, kau pasti sangat jauh. Aku sudah hidup sangat lama hingga tidak tahu bagaimana waktu mengalir tapi setelah aku mengenalmu hatiku mulai memberitahukan tentang waktu. Sewaktu aku bersamamu, kau akan berpikir, ‘hanya sebentar saja’, padahal waktu berjalan sangat cepat. Tapi tanpamu, waktu berjalan begitu lambat karena aku berpikir, ‘aku merindukanmu.’ Kau tahu itu, Dae-woong? Rasanya hatiku seperti telah disihir olehmu dan menghitung waktu dengan sendirinya.”

Ketika Mi-ho memikirkan ini, Dae-woong sedang berlari kembali ke loteng sekolah laga soalnya dia sudah biacar dengan wanita di resto ayam itu. Saat Dae-woong sampai di lingkungan itu dan berlari ke tempat Mi-ho, tentu saja Mi-ho menangkap bau Dae-woong dan langsung kegirangan. Mi-ho berteriak, “Dae-woong datang padaku!”
Sangat mengagumkan bagaimana mereka terlihat bahagia ketika bertemu lagi. Dae-woong bisa saja mengarang alasan tapi kali ini dia benar2 bahagia. Mi-ho bertanya penuh harap, “Apa kau mencariku?” Mi-ho senang mendengar Dae-woong menjawab iya. Pertama-tama Dae-woong mengatakan kalau dia sangat sedih waktu Mi-ho pergi tapi Mi-ho justru mengatakan kalau Dae-woong sangat bahagia waktu dia pergi. Dae-woong mengakuinya. Dia memang gembira pada awalnya tapi hanya untuk sementara. Dae-woong mengatakan kalau dia merasa kosong setelah Mi-ho pergi.

Sebenarnya jelas sekali kalau Dae-woong berbohong. Dia hanya ingin memanfaatkan Mi-ho demi mendapatkan manik2 itu. Di sisi lain, Mi-ho juga memanfaatkan Dae-woong agar bisa menjadi manusia. Manik2 itu berada di tempat Dong-joo jadi Mi-ho harus kembali untuk mengambilnya. Selagi Mi-ho pergi, Dae-woong juga pulang ke rumahnya untuk mengemasi barang2nya sebab dia akan pindah lagi ke loteng sekolah laga.

Ada rasa aneh dalam wajah Dong-joo, Sang Pemburu Gumiho, ketika dia memasakkan daging untuk Mi-ho. Dong-joo vegetarian dan dia berkata pada diri sendiri kalau rasanya sudah lama sekali dia menunggu seseorang. Tapi senyum Dong-joo hilang waktu Mi-ho datang dan mengatakan kalau Dae-woong sudah kembali.

Kakek ketakutan mendapati Dae-woong pindah sebab ini untuk pertama kalinya dia pindah dengan keinginan untuk bekerja keras dan bukan untuk kabur dari masalah. Kakek meminta Min-sook untuk mengantar Dae-woong ke sekolah laga. Tapi Min-sook sedang mengobati harga dirinya yang terluka dan menolak. Dae-woong ingat kalau dia ada acara makan malam dengan Hye-in. Sebelum bertemu, Dae-woong pergi untuk membeli cincin sebab dia ingin sekali memperjelas suasana dan menyatakan keinginannya dengan Hye-in. Dae-woong berkata, “Ini hanya gaya Mi-ho.” Lalu dia memutuskan kalau sekarang dia sedang dalam mood baik dan membelinya.

Hye-in mendengar dari Sun-nyeo tentang masalah kesehatan Dae-woong dan menelpon dengan gelisah. Dae-woong menjamin kalau semuanya akan beres dan mencari-cari cincinnya untuk menyatakan cintanya. Akan tetapi, Hye-in terlalu terbawa emosi dan menangis kalau dia yang merekomendasikan Dae-woong pada agennya. Jika Dae-woong tidak bisa tampail dalam film itu, maka dia akan dianggap bodoh. Hye-in masih artis baru dan tidak boleh membuat orang lain berpikir kalau dia berbohong demi kepentingan pacarnya.
Dae-woong gentar. Dia mengatakan kalau dia akan menjamin Hye-in tidak dianggap berbohong demi kepentingannya atau dia dianggap sebagai pacarnya. Dae-woong meletakkan kembali cincinnya. Dia pulang ke rumah dengan mendesah, “Aku tidak bermaksud berbohong pada noona. Orang yang bermaksud aku bohongi adalah Mi-ho.”
Di rumah Dong-joo, Mi-ho telah membuat keputusan. Dia akan memilih botol berwarna merah: menjadi manusia. Dong-joo bertanya apa yang akan Mi-ho lakukan bila Dae-woong kabur bersama wanita lain dalam 100 dia harus menjaga manik2 serigala Mi-ho. Untuk pertanyaan ini, Mi-ho menjawab kalau dia percaya pada Dae-woong. Dong-joo mengatakan kalau wanita yang mirip Mi-ho juga menjawab seperti itu. Dong-joo: “Wanita itu ingin menjadi manusia dan mencintai seorang pria, tapi pada akhirnya dia dikhianati oleh pria itu dan menghilang tanpa jejak. Bisakah kau mati seperti itu, juga? Bisakah kau menahan kematian?”
Mi-ho mengangguk. Dong-joo menerima keputusan Mi-ho tapi memberikannya sebuah nasehat: jangan beritahu Dae-woong kalau dia sedang mencoba untuk menjadi manusia. Mi-ho harus menanamkan sedikit ketakutan dalam diri Dae-woong untuk mencegahnya kabur. Jadi ini dia instruksinya: ketika Mi-ho meminum darah Dong-joo, dia akan mulai mati secara perlahan. Tenaga gumiho Mi-ho akan menghilang secara perlahan sedangkan manik2 Mi-ho akan hidup di tubuh manusia selama 100 hari dan menyerap energinya. Saat Mi-ho menagih kembali manik2nya, Mi-ho akan menjadi manusia.

Dae-woong menunggu Mi-ho sambil memeluk kaki ayamnya. Dia menemukan Mi-ho di luar sedang menatapi manik2nya. Mi-ho mengatakan kalau dia ingin agar Dae-woong menjaga manik2nya lagi. Dae-woong segera setuju tapi Mi-ho memperingatkannya bahwa selagi Dae-woong memiliki manik2 Mi-ho maka dia tidak boleh pergi jauh. Dae-woong tidak bisa membagi energinya dengan wanita lain dan dia harus tinggal bersama Mi-ho selama 100 hari. Dae-woong juga tidak boleh berhenti di tengah jalan.

Sekarang semuanya membuat Dae-woong ngeri: 100 hari itu sangat lama! Mi-ho bahkan bukan pacarnya – itu bakal terlihat aneh. Solusinya terlihat mudah bagi Mi-ho: “Kalau begitu, aku akan menjadi pacarmu!” Ada sesuatu yang aneh saat Mi-ho mengatakan, “Dae-woong biarkan aku menjadi pacarmu…”
Dae-woong menolak dan masuk kembali ke dalam. Dia ketakutan pada pikiran menjadi pacar seorang gumiho. Reaksi Dae-woong memberitahu Mi-ho kalau dia belum siap. Mi-ho juga sadar kalau Dae-woong tidak akan melakukannya. Mi-ho berkata pada Dae-woong, “Aku akan pergi. Aku akan kembali ke tempat seharusnya aku berada. Jika aku pergi kali ini, aku tidak akan mampu keluar ke dunia lagi. Aku tidak akan datang padamu lagi.”
Berhadapan dengan masalah hebat lagi, Dae-woong merasakan sedikit rasa sakit – itu artinya dia tidak akan bisa melihat Mi-ho lagi? Dan Mi-ho akan pergi sekarang? Dae-woong berkata kalau Mi-ho menyalahartikan satu hal – dia berbohong pada Mi-ho. Alasan kenapa dia mencari Mi-ho adalah karena manik2 Mi-ho bukan karena Mi-ho, “Masih bisakah kau memberikanku manik2mu?”
Mi-ho mengangguk, tapi dengan cara yang aneh dan itu tetap membuat Dae-woong tidak nyaman. Dae-woong berujar, “Tidakkah kau merasa sedih?” Mi-ho menjawab kalau meskipun akan lebih manis bila Dae-woong memerlukannya, manik2 Mi-ho masih satu bagian dengannya. Plus, jika Dae-woong begitu memerlukan manik2 Mi-ho, Dae-woong tidak akan meninggalkannya selagi memiliki manik2 itu.
Dengan setengah enggan, Dae-woong menjawab kalau itu hanya 100 hari dan setuju untuk melakukannya. Mi-ho bertanya dengan girang, “Kalau begitu, sekarang aku pacarmu?” Dae-woong masih merasa buruk tentang semua ini dan berkata dengan tidak puas kalau semua ini salah. Dae-woong kembali ke dalam rumah dan membuat Mi-ho berpikir kalau Dae-woong membatalkan semuanya. Tapi Dae-woong tidak membatalkannya dan kembali sambil membawa cincinnya.
Dae-woong berkata pada Mi-ho, “Karena aku manusia, maka aku akan melakukannya dengan cara manusia. Gu Mi-ho, tolong jadilah pacarku.” Setelah itu, Dae-woong menyelipkan cincin itu ke jari Mi-ho dimana Mi-ho menerimanya dengan girang.

Faktanya, Mi-ho sangat gembira hingga ekornya menyembul keluar! Tapi!!!!! Dong-joo menambahkan sesuatu pada saat ini. Dong-joo bergumam, “Kematian paling menyakitkan bagi manusia bukanlah kematiannya sendiri tapi kematian orang yang dincintai.”

Ketika Dae-woong dan Mi-ho minum dari botol yang mereka hormati, Dong-joo mengungkapkan satu hal lagi yang Mi-ho tidak ketahui: yaitu setelah 100 hari berakhir, ketika manusia menyerahkan manik2 pada gumiho, kematian yang harus dihadapi oleh gumiho yang telah menjadi manusia bukanlah kemtiannya sendiri tapi… kematian Dae-woong!

........ 6

Mi-ho kagum melihat cincinnya dan mengumumkan kalau dia adalah pacar Dae-woong sekarang. Dae-woong sama sekali tidak bisa tersenyum dan menyerah saja. Mereka menubrukkan cincin mereka untuk mengesahkan perjanjian diantara mereka. Mi-ho melompat dan mengatakan kalau selalu ada sesuatu yang ingin dia lakukan ketika sudah punya pacar. Dan Mi-ho muncul dengan dandanan seperti seorang pengantin! Dae-woong menghentikan setengah hormat Mi-ho dan mengatakan sekarang Mi-ho sudah menjadikan Dae-woong pacarnya, apakah Mi-ho juga ingin menikah dengannya?

Dae-woong mulai berjalan pergi dan Mi-ho berkata, “Baiklah. Kalau begitu, apa kau mau berpasangan?” Dae-woong menghentkan langkahnya, menggoyangkan kepalanya seolah-olah dia mendengar ucapan yang salah. Dia memeriksa – tidak, Mi-ho serius. Dae-woong mulai tertawa gugup dan Mi-ho menganggapnya sebagai sikap sungguh2 untuk berpasangan dengannya. Dae-woong mengumumkan kalau ketimbang berpasangan dengan gumiho lebih baik dia membuang manik2 serigala itu. Mi-ho hanya tersenyum dan berkata, “Kau tidak bisa membuangnya begitu saja. Kau milikku sekarang!”

Dae-woong memutuskan untuk mengalahkan Mi-ho dalam permainannya sendiri. Jadi dia melakukan pendekatan pria tidak sadar. Dia menarik Mi-ho dan menempelkannya di tembok dan mulai mencondongkan badan ke Mi-ho. Dae-woong berkata, “Inikah yang kau inginkan?” Mi-ho terlihat malu dan mengatakan kalau dia hanya bercanda. Hanya saja, inilah bayangan Dae-woong pada apa yang gadis normal akan lakukan.

Yang sebenarnya terjadi adalah Dae-woong condong semakin dekat dan Mi-ho malah memeluknya yang membuat Dae-woong lari ketakutan dan meminta ampun. Di rumahnya, Dong-joo membalik jam mistis 100 hari di mejanya. Dia berkata kalau saat satu sisi kosong maka sisi yang lainnya akan terisi.

Dae-woong mencoba menetapkan aturan mendasar dengan Mi-ho. Dia mengatakan kalau perjanjian mereka bukanlah sebuah hubungan melainkan sebuah kontrak. Mi-ho berjanji untuk tidak melakukan apa yang tidak diinginkan Dae-woong. Jadi Dae-woong meminta Mi-ho untuk berhenti melihat Dae-woong seolah-olah Mi-ho akan memakannya.
Mi-ho dengan defensif mengatakan kalau dia tidak melihat Dae-woong seperti ini sama sekali… belakangan ini. Dae-woong kaget, “Belakangan ini? Kalau begitu, ada kalanya dulu kau ingin memakanku?” Mi-ho mencoba untuk berbohong tapi Dae-woong sama sekali tidak memberikan kesempatan, “Beritahu aku yang sebenarnya. Pernahkan ada saat2 dimana kau melihatku dan berpikir ‘Dae-woong terlihat lezat hari ini!’” Mi-ho mencoba untuk menyangkalnya. Tapi mengaku pernah berpikir seperti itu satu kali. Tidak, dua kali. Dae-woong pergi tidur dengan marah dan Mi-ho sudah menyesal mengatakan hal itu.
Dae-woong bangun pada tengah malam oleh suara tangisan Mi-ho. Ratapannya terdengar kemana-mana, jadi Dae-woong merayap perlahan dan menemukan Mi-ho di dalam kamar mandi dan tidak tahu apa yang menantinya disana. Ternyata, Mi-ho mengoleskan make up pernikahannya dengan bahan yang permanent dan sekarang riasan itu tidak mau hilang. Dae-woong mengangkat wajah Mi-ho untuk melihat kerusakannya dan langsung surfing di internet untuk mencari cara menghapusnya.

Dae-woong membersihkan wajah Mi-ho dan Mi-ho bercerita tentang bagaimana 500 tahun yang lalu dia ingin merias wajahnya seperti itu dan menikah. Karena ada rumor jelek yang beredar jadi tidak ada orang yang datang dan diapun di kurung di dalam lukisan. Untuk membuat Mi-ho merasa baikan, Dae-woong berjanji akan membuatkan film suatu hari nanti untuk membersihkan namanya. Dae-woong lalu ingat hadiah lain yang dia belikan untuk Mi-ho dan naik untuk memberikan Mi-ho hadiah boneka paha ayam raksasa.

Keesokan harinya, Byung-soo memutuskan kalau dia akan memberitahukan sutradara tentang luka Dae-woong untuk melindungi sahabatnya itu. Tapi dia mendapati Dae-woong tidak hanya sudah sembuh tapi bisa menampilkan aksi laga yang bagus hingga membuat sutradara menangis. Dae-woong meyakinkan Byung-soo kalau dia baik2 saja dan Byung-soo memperhatikan cincin di tangan Dae-woong. Byung-soo segera memberitahukan hal ini pada Sun-nyeo yang langsung mengecek jari Hye-in apakah dia punya cincin yang sama. Hye-in jengekel mendengar kalau Dae-woong punya gadis lain.

Mi-ho pergi untuk menemui Dong-joo dan menunjukkan cincinnya serta mengatakan kalau manusia memberikan cincin ketika mereka menyukai seseorang. Dong-joo menjawab kalau Dae-woong tidak melihat Mi-ho sebagai manusia atau punya alasan untuk menyukainya, jadi Mi-ho mulai mengocehkan semua hal lain yang Dae-woong puji dari dirinya misalnya kecepatan yang Mi-ho miliki. Dong-joo berkata kalau hal itu tidak berguna di dunia yang sudah ada mobil dan pesawat terbang. Baiklah, kalau begitu Mi-ho makan banyak. Dong-joo berujar kalau bukan hal bagus menghabiskan banyak uang untuk makan. Jadi Mi-ho mengatakan pertahanan terakhirnya, “Tapi, aku cantik.” Dong-joo mengingatkan Mi-ho untuk tidak bergantung pada kecantikannya dan menyerahkan dirinya pada Dae-woong. Dong-joo memberikan beberapa nasehat pada Mi-ho yaitu untuk mencoba dan melakukan hal yang ingin Dae-woong lakukan.
Di rumah, Mi-ho mencoba bertanya pada Dae-woong apa yang dia inginkan tapi yang Dae-woong inginkan hanyalah agar Mi-ho tenang jadi dia bisa mempelajari naskahnya. Mereka diganggu oleh pekerja yang akan membersihkan loteng dimana mereka tinggal, jadi Dae-woong lantas memohon pada sutaradara untuk membiarkannya tinggal disana selama proses syuting. Dae-woong bahkan berjanji akan bersih2 dan tentu saja Doo-hong setuju sebab dia berpikir mungkin saja Min-sook akan berkunjung. Doo-hong bertanya tentang gadis yang memakai baju putih dan Dae-woong berpura-pura tidak tahu. Dae-woong lalu memperingatkan Mi-ho untuk kabur kalau dia melihat sutaradara.
Mereka kemudian keluar dan menghampiri wanita pemilik resto ayam dan Dae-woong kaget mengetahui kalau Mi-ho sudah menjalin pertemanan dengan warga di sekitar sana. Dia bangga pada Mi-ho sampai hp-nya berdering dan Dong-joo ada di seberang sana. Dae-woong menyindir ketika Mi-ho bicara dengan riang pada orang asing itu. Mi-ho mengendap-endap menjauh untuk bicara dengan Doo-hong dan wajah Dae-woong terlihat kusam.

Dae-woong menyuruh Mi-ho untuk bicara disini saja tapi Mi-ho malah menjauh. Dae-woong malihat Mi-ho tersenyum dan malu yang membuat Dae-woong marah. Dae-woong menguntit dan bertanya-tanya kalau mereka pasti sangat dekat. Mi-ho memanggil Dong-joo teman, yang membuat Dae-woong lebih kusan lagi. Dae-woong mencoba mengingatkan Mi-ho kalau dia harus berhati-hati pada orang yang tidak tahu siapa Mi-ho sebenarnya. Mi-ho malah memotong Dae-woong dan berkata kalau dia tidak ingin Dae-woong bertanya soal Dong-joo. Dan bahwa, dia tidak akan melakukan hal jahat pada Dong-joo. Dae-woong berteriak, “Jadi kau akan memakanku tapi kau akan baik padanya?”

Dae-woong tidak ingin Dong-joo menelpon ke hpnya lagi. Mi-ho setuju dan mengatakan kalau dia akan mengunjunginya saja nanti. Itu membuat Dae-woong menghentikan langkahnya lagi. Di halte bus, seluruh pria yang bicara disana terkagum melihat kecantikan Mi-ho. Bahkan para bibi juga. Mi-ho sendiri sedang sibuk melihat gambar daging sapi sedangkan Dae-woong menggelengkan kepala sebab mau terperdaya oleh kecantikan Mi-ho. Sampai salah satu pria itu mendekat untuk bicara pada Mi-ho. Dae-woong memandang dengan marah dan langsung mendekati Mi-ho dimana dia merentangkan tangannya pada tubuh Mi-ho lalu menunjukkan cincinnya.

Di dalam bus, Dae-woong dan Mi-ho duduk terpisah tapi seorang pria yang lain lagi melihat Mi-ho dan duduk di sebelahnya. Dae-woong melihat ini dan mengusir pria itu dari kursi di dekat Mi-ho, dan dengan diam2 mengambil tangan Mi-ho untuk menunjukkan kalau mereka punya cincin yang sama. Pria itu menyerah. Mi-ho bertanya kenapa Dae-woong duduk disebelahnya sekarang padahal Dae-woong menyuruhnya untuk jaga jarak. Dae-woong menjawab kalau dia melakukan itu demi kemnusiaan dan melindungi seseorang dari Mi-ho, seperti superhero favoritnya, Batman.

Mereka kemudian diganggu oleh seorang gadis (cameo ini diperankan oleh Park Shin Hye jadi kita panggil saja Go Min-yeo, ya! Ingat perannya di You’re Beautiful). Min-yeon ternyata teman SMP Dae-woong. Min-yeo mengenali Dae-woong dan mereka senang bisa bertemu lagi dan berkata bagaimana mereka tampak lebih keren sekarang. Sekarang Mi-ho yang cemburu. Min-yeo harus turun di halte selanjutnya jadi dia meminta nomer hp Dae-woong yang baru. Tapi ketika Dae-woong mencari hpnya, Mi-ho malah menarik tangan Dae-woong untuk menunjukkan cincinnya dengan cara yang sama persis seperti yang Dae-woong lakukan sebelumnya. Min-yeo minta maaf karena sudah menganggu saat Dae-woong sedang bersama pacarnya lalu pergi.

Mi-ho merenung kalau cincin itu sangat hebat – benda itu bisa mengusir gadis tidak diinginkan ke arah yang berlawanan. Mi-ho berkata kalau dia ingin menghentikan Dae-woong kalau2 Dae-woong menyukai gadis lain itu dan mengejarnya untuk berpasangan dengannya. Dae-woong menjamin kalau dia bukan pria seperti itu dan mengumumkan kalau bagaimana pun terkenalnya dia, dia hanya akan melihat satu gadis. Mi-ho memberengut waktu menyadari kalau yang dimaksud Dae-woong adalah Hye-in.
Mi-ho bertanya kenapa Dae-woong tidak menjadikan Hye-in pacarnya. Dae-woong mengatakan yang sebenarnya kalau dia akan melakukan itu dengan cincin dan semuanya. Mi-ho memandang cincinnya sebab semuanya jelas bagi Mi-ho kalau cincin itu memang bukan untuknya. Dae-woong tidak bisa menyembunyikan fakta kalau cincin itu dia beli untuk Hye-in tapi dia menjamin kalau cincin itu bukan cincin yang sudah ditolak. Dia bahkan belum mengatakan apa2 pada Hye-in atau menawarkan cincin itu. Mi-ho masih merengus kalau hal itu tidak benar dan Dae-woong seharusnya tidak begitu. Dae-woong mengaku.
Dae-woong mengatakan pada Mi-ho kalau dia akan melepas cincinnya dan Mi-ho menghentikannya. Dae-woong meninggalkan Mi-ho di luar sedangkan Dae-woong pergi ke gedung sekolah yang hanya untuk manusia. Tapi saat sudah berada di dalam, Dae-woong merasa bersalah karena sudah meninggalkan Mi-ho disana. Dae-woong mencoba untuk menghilangkan pikiran itu tapi akhirnya menjemput Mi-ho keluar juga untuk membawanya ke dalam. Dae-woong mengajak Mi-ho ke dalam kelas dan Mi-ho super gugup dan senang karena akan masuk kelas seperti manusia. Dae-woong lalu keluar untuk membelikan minuman untuk Mi-ho.

Di luar, Dae-woong menghampiri Hye-in, yang mencoba untuk melihat tangan Dae-woong. Dia dengan segera meyembunyikan tangannya dan melepas cincin itu. Cincin itu jatuh ke tanah tapi dengan keras Dae-woong menendangnya ke bawah mesin soda dengan panik. Hye-in melihat tangan Dae-woong yang tanpa cincin. Selagi Dae-woong mencari cincin itu waktu Hye-in sudah pergi, Hye-in pergi ke ruang kuliah dengan sandwich di tangannya untuk Dae-woong. Padahal Mi-ho sedang duduk di dalam.
Dae-woong segera mengajak Hye-in keluar dan ketika Hye-in menawarkan agar mereka ikut kuliah bareng, Dae-woong berbohong kalau kelas sudah dibatalkan. Hye-in lalu mengajak Dae-woong untuk makan siang jadi Dae-woong bergegas untuk menemui Mi-ho dan berbohong kalau dia harus keluar mengurusi sesuatu. Yang membuat Dae-woong kesal, Hye-in ternyata ingin pergi ke suatu tempat untuk makan siang. Dae-woong menelan ludahnya dan bertanya-tanya apakah tidak apa bila dia pergi.
Di resto, Hye-in memesan banyak makanan yang membuat Dae-woong terpinggirkan tapi dia sama sekali tidak bisa berkata apa-apa. Sedangkan Mi-ho tertangkap waktu dia mengangkat tangannya untuk menangkap nyamuk jadi dia diusir. Mi-ho menunggu dan menunggu Dae-woong. Saat Dae-woong tidak muncul juga, Mi-ho pulang ke rumah sendirian. Sutaradara Ban melihat Mi-ho ketika dia mengantar Sun-nyeo dan Mi-ho, yang mengikuti saran Dae-woong, kabur.

Ban mengajar Mi-ho dengan mobilnya, kagum pada kecepatan Mi-ho tapi Mi-ho berusaha menjauh dari sutaradara. Jantung Mi-ho berpacu kencang dan membuatnya sesak. Mi-ho bertanya-tanya apa yang terjadi padanya. Dae-woong bergegas menyantap makanannya lalu segara menuju ruang kuliah dan mendapati ruangan itu sudah kosong. Oh-ho.

Mi-ho pergi ke tempat Dong-joo sambil memegang dadanya dan mengatakan kalau ada yang salah dengan dirinya. Dong-joo menjelaskan kalau Mi-ho sudah mulai menjadi manusia – begitulah rasanya sakit dan manusia sering sekali merasa sakit. Dong-joo bertanya apakah Mi-ho mampu menahannya dan Mi-ho tersenyum setelah mendengar kalau dia mulai mempunyai sifat manusia. Mi-ho berkata kalau dia bisa menahannya. Dong-joo memasakkan steak untuk Mi-ho dan ketika Mi-ho berkata kalau Dong-joo vegetarian, Dong-joo menjawab kalau dia mempersiapkan hal itu khusus untuk Mi-ho.

Di rumah, Dae-woong juga mempersiapkan sepiring daging untuk Mi-ho dan menunggunya. Dia bahkan mempersiapkan air berbuih untuk Mi-ho. Dae-woong menunggu dan menunggu tapi Mi-ho tidak muncul. Dia akhirnya keluar untuk menunggu Mi-ho di luar saja. Tapi dalam perjalanan turun, dia melihat Mi-ho berjalan bersama Dong-joo.

Dae-woong kaget melihat kalau Dong-joo ternyata terlihat seperti manusia normal dan Dae-woong mencibir waktu mendengar Mi-ho berkata kalau dia sangat menyukai daging yang dimasakkan Dong-joo untuknya. Mi-ho bertanya apakah daging itu mahal dan Dong-joo menjawab kalau daging itu mahal. Mi-ho jadi bergumam kalau Dae-woong pasti tidak akan membelikan daging seperti itu untuknya. Dong-joo meletakkan tangannya di kening Mi-ho untuk memeriksa suhu tubuh Mi-ho dan hal ini memicu kecemburuan Dae-woong. Dia berjalan pergi dengan marah2.

Dong-joo bertanya kenapa Mi-ho memanggilnya ‘Guru Dong-joo’. Mi-ho menjawab kalau itu karena Dong-joo mengajarinya bagaimana caranya menjadi manusia. Dong-joo dengan malu2 bertanya apakah Mi-ho benar2 mempercayainya. Mi-ho dengan lugu bertanya apakah Dong-joo pernah berbohong padanya dan Dong-joo menjawab kalau dia tidak pernah mengatakan hal yang salah tapi dia belum mengajari Mi-ho semuanya. Mi-ho sangat menghargai ini dan berlari untuk menemui Dae-woong.

Mi-ho menemukan Dae-woong sedang memanggang daging dengan mood jelek sebab Mi-ho makan daging mahal dengan orang lain lalu datang padanya. Mi-ho tersenyum sebab dia tahu Dae-woong mendengarkan percakapannya dengan Dong-joo. Dae-woong mengkritik Mi-ho karena berpura-pura menjadi gadis lemah agar mendapatkan daging mahal.

Selagi Dae-woong sibuk dengan kemarahannya, Mi-ho memperhatikan kalau Dae-woong tidak memakai cincinnya. Dae-woong melupakan cincin itu jadi mereka kembali ke kampus. Mi-ho mengangkat mesin soda dan Dae-woong mendapatkan kembali cincinnya. Dae-woong mencoba berbohong tapi Mi-ho tidak membiarkannya. Mi-ho: “Bagaimana cincin itu bisa berada disana?” Dae-woong akhirnya mengaku kalau dia melepaskan cincin itu sebab tidak ingin Hye-in melihatnya. Mi-ho sadar kalau Dae-woong meninggalkannya hari ini agar bisa menyembunyikannya dari Hye-in. Mi-ho bertanya dengan langsung apakah Dae-woong berencana untuk menyembunyikan Mi-ho seperti menyembunyikan cincin itu.
Dae-woong menjawab dengan jujur kalau dia memang ingin dan bertanya apakah bisa meminta hal itu. Mi-ho menggelengkan kepalanya – yang lainnya boleh asal jangan itu. Mi-ho mulai berteriak dengan marah dan terluka kalau Dae-woong tidak memikirkan Mi-ho sama seperti Mi-ho memikirkannya. Mi-ho bertanya apa yang diinginkan Dae-woong dan dia menjawab tidak ada yang dia inginkan dari seorang gumiho. Mi-ho bertanya apakah tidak ada hal lain yang diinginkan Dae-woong darinya selain manik2 serigalanya. Dae-woong menundukkan kepalanya dengan penuh rasa bersalah dan mengatakan kalau Mi-ho tahu itu yang sebenarnya. Jadi kenapa bertanya? Dae-woong lalu pergi dan meninggalkan Mi-ho.

Sutradara Ban mengajak minum para kru tapi dia menumpahkan anggur merah ke kemejanya dan berjalan ke kamar mandi untuk membersihkannya. Dia menghampiri Min-sook yang kebetulan keluar bersama teman2nya. Dia memeluk Min-sook dari belakang dan Min-sook berpura-pura protes. Hanya saja, waktu Ban tidak bergerak, Min-sook sadar kalau pria itu sudah tidur. Jadi bibi menggendongnya.
Hye-in dan Sun-nyeo bertemu dan setelah mengatahui kalau Dae-woong kembali ke sekolah laga, Hye-in memutuskan untuk kesana dan menjernihkan masalah cincin itu untuk selamanya. Dae-woong sementara itu tidak bisa tidur sebab dadanya sakit dan dia bertanya-tanya apa itu karena percernaannya. Dae-woong mengintip Mi-ho tapi dia tidak ada di tempat tidurnya. Dae-woong melihat keluar dan sangat kaget mendapati Mi-ho mabuk dengan ekor yang menjulur keluar. Dae-woong; “Apa yang kau lakukan dengan ekormu yang menjulur keluar?” Mi-ho: “Aku gumiho! Mulai dari sekarang aku akan mengeluarkan ekorku dan hidup dengan bangga sebagai gumiho!”

Dae-woong sadar kalau Mi-ho sudah terlalu jauh dan sesak nafas waktu melihat botol soju yang kosong di sebalah botol bir Mi-ho. Dae-woong meyakinkan Mi-ho untuk menyembunyikan ekornya dan Mi-ho sangat gembira karena akhirnya diminta untuk melakukan sesuatu. Mi-ho menurut dan bertanya apa yang Dae-woong inginkan lagi. Dae-woong punya Mi-ho untuk memaku dengan tangan kosong, melolong pada anjing tetangga untuk membuat anjing itu diam dan membunuh nyamuk.

Mi-ho melakukannya dengan gembira dan mengatakan pada Dae-woong kalau membunuh nyamuk adalah hal yang sudah dia lakukan untuk Dae-woong sebab dia tidak ingin nyamuk itu menggigit Dae-woong. Dae-woong tersenyum mendengar jawaban itu dan bermain bersama Mi-ho untuk menangkap nyamuk.
Sedangkan, Hye-in sedang naik… naik… naik… Mi-ho mencium kedatangan Hye-in dan mencoba memberitahu tapi Dae-woong tidak tahu siapa yang Mi-ho maksud. Tanpa penjelasan, Mi-ho melangkah ke pinggir dan membentangkan tangannya. Dia berkata, “Aku akan memberikanmu apa yang paling kau inginkan. Karena aku menyukaimu.”

Dae-woong melihat Mi-ho dan kaget mendengar pengakuan Mi-ho. Hye-in muncul di belakang Dae-woong dan ketika Dae-woong melihat Hye-in, Mi-ho melompat dan menghilang. Dae-woong sadar kalau Mi-ho telah pergi dan bergegas untuk mencarinya sambil berteriak, “Mi-ho!” Dae-woong melihat Hye-in berdiri disana tapi dia melewati gadis itu begitu saja dalam perjalanannya turun untuk menemukan Mi-ho!

....... 7
Dengan semangat memberikan semua yang Dae-woong inginkan untuk Mi-ho lakukan, Mi-ho mengumumkan, “Aku bersembunyi!” tepat saat Hye-in muncul lalu Mi-ho melompat dari tempatnya berdiri. Dengan terkejut, Dae-woong melewati Hye-in dan berjalan turun. Padahal, Mi-ho sebenarnya baik2 saja. Mi-ho bertanya kenapa Dae-woong mengikutinya turun ketika dia bersembunyi untuk keuntungan Dae-woong.

Dae-woong ternyata lupa kalau Mi-ho bukan manusia tapi luka di tangan Mi-ho rasanya sangat mengkhawatirkan. Mi-ho terbentur papan nama sekolah laga ketika dia melompat. Mi-ho mencium Hye-in yang mendekat dan bergerak untuk bersembunyi lagi, tapi Dae-woong menarik tangan Mi-ho dan menyuruhnya untuk diam.

Hye-in melihat Dae-woong memegang tangan Mi-ho dan memberengut. Hye-in bertanya apakah Dae-woong berbohong soal mengusir Mi-ho, dan apakah mereka sudah tinggal bersama disini selama ini. Berbeda dengan sikap Dae-woong yang dulu, sekarang dia menjawab tanpa alasan: dialah yang meminta Mi-ho untuk tetap tinggal. Dia harus tinggal dengan Mi-ho sekarang jadi tidak bisa bersama Hye-in. Melihat perubahan sikap ini, Hye-in bertanya apakah Dae-woong menyukai Mi-ho. Tidak puas dengan jawaban Dae-woong dimana dia bilang kalau dia berjanji akan bersama Mi-ho, Hye-in pergi dengan penuh kemarahan.

Dae-woong sedang merasa sedih jadi Mi-ho menjauh dengan ragu2. Dae-woong berkata kalau ini bukan salah Mi-ho, dia hanya sudah lelah berbohong. Dae-woong sadar kalau dia belum pernah menjadi pria yang baik, tapi dia masih ceroboh hingga keadaan ini mengubahnya menjadi pria yang jahat pada Hye-in. Dae-woong memperhatikan kalau dia, yang tidak pernah menjadi orang yang bisa menepati janji telah membuat janji pada Mi-ho dan Dae-woong menatap cincinnya. Dia mendesah kalau janji yang akan dia buat adalah bersama Hye-in, noona-nya.

Dae-woong hanyut dalam angannya hingga dia tidak menyadari kalau hujan telah turun. Dia baru sadara ketika dia menyentuh bangku yang basah. Kenapa dia tidak sadar? Soalnya, Mi-ho berada di belakang Dae-woong dan memegangi papan nama sekolah laga di atas kepala Dae-woong – cukup lama sebenarnya. Dae-woong bertanya apakah papan itu berat. Karena kekuatannya yang mulai pudar, Mi-ho mengernyit dan mengaku kalau papan itu berat. Tapi Dae-woong tidak menghiraukan itu dan menyangka bahwa karena dia adalah gumiho, maka itu pasti pekerjaan yang mudah.
Dae-woong berencana untuk berpikir lebih lama lagi jadi dia menyuruh Mi-ho untuk tetap memegang papan itu untuknya. Tidak ingin ikut campur atau keberatan, Mi-ho setuju dan selama itu pula, Mi-ho menyeringai dengan tidak nyaman karena berat pada tangannya yang tidak bisa ditahan.

Akhirnya, Dae-woong sampai pada kesimpulan dan menghentikan sesi berpikirnya. Karena tidak ada yang perlu disembunyikan, dia memakai kembali cincinnya. Dae-woong bangkit dari kursinya dan mengambil papan itu dari Mi-ho. Pada awalnya, Mi-ho berpikir kalau Dae-woong akan pergi sendiri tapi waktu Dae-woong mengisyaratkan kalau Mi-ho harus ikut, dia akhirnya menyusul.
Tidak hanya itu, Mi-ho bahkan menarik Dae-woong dan memeluknya. Lalu, Mi-ho melihat reaksi Dae-woong – terganggu – jadi Mi-ho mundur dengan malu2 dan berhenti memegangi ujung kaos Dae-woong. Dae-woong mulai memperbaiki papan nama yang jatuh itu dengan mengelem huruf yang terlepas. Mi-ho takjub melihat kekuatan lem itu dimana Dae-woong langsung memperingatkan kalau ini adalah lem super yang kalau sekali menempel, akan susah melepaskannya.

Dae-woong selesai mengelem dan puas karena huruf2 itu tidak akan jatuh lagi. Itu membuat Mi-ho gembira tapi Dae-woong memperingatkannya kalau huruf itu tidak akan terpisah sekarang, tapi mereka (Dae-woong dan Mi-ho) akan berpisah setelah 100 hari. Mi-ho mencibir cara Dae-woong mengucapkan kata2 itu yaitu artinya Dae-woong akan menghitung hari2 yang akan datang dengan hati2. Lebih pastinya, mereka punya 95 hari lagi buat bersama. Dae-woong berkata pada dirinya sendiri, “Lima hari telah lewat.” Mi-ho mengelem sebuah gambar daging di tempat tidurnya sambil bergumam, “Jangan jatuh, jangan jatuh…”
Ingat luka di tangan Mi-ho, Dae-woong mengobatinya dengan salep. Mi-ho mencoba menyarankan kalau dia akan lebih cepat sembuh dengan ‘memeluk manik2nya’ ketimbang menggunakan obat2an. Tapi Dae-woong malah berkata kalau tidak apa-apa bila Mi-ho sembuhnya lambat sebab mereka masih punya banyak waktu.

Ketika Mi-ho mengatakan kalau dia masih ada luka lagi lalu menghisap luka itu, Dae-woong tertawa dan membandingkan Mi-ho dengan anjing keluarganya. Mi-ho tidak suka tapi kemudian Dae-woong berkata kalau Ddoong-ja adalah teman baiknya. Mi-ho juga ingin menjadi teman Dae-woong dan Dae-woong menghibur Mi-ho dengan mengatakan kalau dia akan merahasiakan ini dari anjingnya. Dae-woong bahkan menepuk kepala Mi-ho seperti anjing dan menggoyangkan tangan Mi-ho seolah-olah itu cakar.

Dae-woong dan Mi-ho menggantung papan yang sudah diperbaiki dan saat itulah mereka melihat Min-sook tiba dengan Doo-hong yang mabuk, yang diseret oleh bibi. Min-sook tidak bisa menghubungi Dae-woong jadi dia menempatkan Doo-hong di karpet. Sekilas, bibi melihat hp Dae-woong dan melihat juga foto Hye-in disana. Min-sook berpikir kalau gadis itu pasti yang diajak Dae-woong tinggal bersama. Min-sook mulai bangkit tapi tidak bisa. Dia tertempel lem di karpet. Tanpa ada pilihan yang bagus, dia meninggalkan celananya disana dan pulang dengan jas Doo-hong.
Karena Doo-hong yang mendengkur di loteng, Dae-woong dan Mi-ho memutuskan untuk menginap di gym. Mi-ho sangat penasaran dengan urusan film, khususnya film yang melibatkan yang bukan manusia. Apa ada cerita yang menceritakan yang bukan manusia jatuh cinta pada manusia, menikah, dan hidup bahagia selamanya?

Dae-woong menyebutkan saru film antara hantu wanita dan seorang pria tapi Mi-ho tidak suka endingnya sebab hantu wanita itu menghilang karena dia bukan manusia. Mi-hi mengatakan, “Apa ada cerita yang tidak ada gadis bodohnya seperti itu?” Dae-woong berpikir lagi, dan menyebutkan film vampire, dimana dalam cerita ini, vampire seksi merayu manusia lugu (Mi-ho) dan mereka pun jatuh cinta. Tapi alih2 menikah, vampire ini malah kena sinar matahari dan menghilang. Mi-ho meminta film dengan happy ending sebab dia kecewa karena semua film yang diceritakan Dae-woong endingnya menyedihkan. Dae-woong cukup senang karena bisa menggoda Mi-ho tapi saat melihat Mi-ho tidak suka, dia mengatakan kalau itu hanya film dan mengingatkan Mi-ho kalau mereka adalah teman.

Dae-woong tidak bisa memikirkan contoh film lain yang happy ending, jadi Mi-ho memutuskan untuk bertanya pada ‘guru Dong-joo yang pintar’ untuk mendapatkan cerita yang lain. Mendengar nama Dong-joo disebut, sikap Dae-woong jadi berubah, khususnya ketika Mi-ho memuji-muji kebaikan Dong-joo. Meski begitu, Dae-woong tidak bisa mengakui kalau dia sebenarnya cemburu. Bersikap seolah tidak peduli, Dae-woong meminta Mi-ho untuk bertanya pada Dong-joo saja.
Tanpa mendengar nada suara Dae-woong, Mi-ho menjawab kalau dia telah mengatakan pada Dong-joo kalau dia akan sering2 datang. Ketika Mi-ho bertanya pada Dae-woong tentang film apa yang sedang dia buat, Dae-woong menjawab, “Kenapa kau tidak tanya guru Dong-joo-mu? Dia mungkin pintar, tapi aku bertaruh dia tidak akan tahu!” Dae-woong tidur di atas tumpukan matras sedangkan Mi-ho tidur di sampingnya di atas tumpukan yang lebih rendah. Pada pagi hari, badan Dae-woong bertengger di sisi matras dan Mi-ho bernyanyi, “Jatuh… jatuh… jatuh.” Dan berdoa agar Dae-woong berguling ke matrasnya.

Dae-woong tidak bergerak jadi Mi-ho menendang tumpukan itu hingga Dae-woong berguling ke sisinya dan setelah itu, Mi-ho merapatkan tubuhnya ke Dae-woong. Sayang buat Mi-ho, soalnya Doo-hong juga bangun – mendapati dirinya di atas karpet di dekat celana Min-sook yang kena lem – lalu menuju ke sekolah untuk mencari Dae-woong.

Hal ini membuat momen berharga Mi-ho terpotong dan dengan cepat Mi-ho menghilang dari pendangan. Tapi tetap saja, Mi-ho tidak bisa berhenti marah2 pada Doo-hong karena menghancurkan saat2 berharganya. Dengan kesal, Mi-ho menendang tembok dan membuat papan yang baru dipasang jatuh lagi. Papan itu mengenai kepala Doo-hong. Meski dia tidak pingsan, tapi hentakan itu membuatnya ingat kembali apa yang terjadi. Dia ingat telah mabuk dan melakukan hal tidak pantas dengan Min-sook.
Dae-woong kembali ke loteng dan menemukan Mi-ho sedang makan lebih banyak daging. Dia melihat wajan yang kotor dengan sangat kecewa. Dia mengatakan pada Mi-ho kalau Mi-ho harus mulai mencuci sendiri dan menyarankan agar mereka menjalankan system kerja sama dalam hidup bersama seperti ini. Dae-woong sudah berjanji pada sutaradara kalau dia akan menjaga sekolah laga sebagai ganti dia tinggal disini. Tapi karena Dae-woong sibuk jadi dia meminta Mi-ho untuk mengambil alih tugas sebagai penjaga rumah. Dae-woong juga mengatakan kalau posisi yang dia tawarkan ini adalah hal yang umum bagi manusia yang tentu saja membuat Mi-ho mau melakukannya.
Cukup lucu, salah satu perintah yang membuat Mi-ho menyeringai adalah perintah yang menggunakan bahasa tingkat tinggi jondaemal. Selama ini, Mi-ho menggunakan bahasa banmal pada semua orang, yang terdengar kejam. Mi-ho protes dan mengatakan kalau hal itu melecehkan harga dirinya dengan menggunakan jondaemal sebab dia adalah gumiho yang telah hidup lebih lama. Solusi Dae-woong? Dia membungkuk dan berkata, “Kalau begitu, tolong pertahankan harga diri anda, Nenek Gumiho.” Mi-ho berteriak kalau dia akan melakukannya. Mi-ho menyombongkan pekerjaan barunya pada Dong-joo. Dia gembira karena Dae-woong memperlakukannya seperti manusia. Dong-joo mengajak Mi-ho ke toko buku untuk menunjukkannya lebih banyak contoh cerita yang melibatkan non-manusia.

Sambil membalik-balik buku yang ada gambar panda-nya, Mi-ho takjub melihat binatang yang belum pernah dia lihat sebelumnya. Dong-joo berkata, “Ada banyak hal untuk dimakan, kan?” Mi-ho menjawab, “Aku bukan melihat karena aku ingin memakannya!” Tapi ada satu hal yang sudah Mi-ho tahu. Dia tersenyum saat dia mengambil sebuah majalah. Dia mengumumkan, “Berpasangan!” Dong-joo lalu menuntun Mi-ho ke bagian buku dongeng dan mengambil buku Little Mermaid untuk Mi-ho sebagai contoh cerita yang menampilkan tokoh yang ingin menjadi manusia. Dong-joo memberikan buku itu pada Mi-ho dan memintanya untuk membaca buku itu.

Doo-hong sangat terkesan pada aksi laga Dae-woong sehingga dia menambah adegan Dae-woong dalam film. Akan tetapi, agar bisa seperti itu adegan seseorang harus dikorbankan dan dalam kasus ini, adegan putrinya Doo-hong yang harus dikorbankan. Sun-nyeo menerobos masuk ke dalam ruangan itu sambil dipegangi oleh Byung-soo untuk memprotes perannya yang dikurangi. Sun-nyeo juga bertanya apakah ayah menginap di tempat Dae-woong. Pada pertanyaan ini, Dae-woong memandangi tatapan mata Doo-hong lalu mengiyakan. Ketika Hye-in tiba di ruangan itu untuk meminta waktu bicara dengan sutaradara, suasana diantara mereka jadi tegang. Dae-woong memilih untuk keluar dan membiarkan mereka bicara.

Dae-woong bergabung dengan teman2nya di luar dimana Sun-nyeo memaksan Dae-woong untuk mengatakan tentang perjanjiannya dengan Mi-ho. Dae-woong sudah berkata kalau Mi-ho bukan siapa2 dan sudah melakukan berbagai cara untuk menyembunyikannya, jadi apa yang terjadi? Karena Dae-woong telah memutuskan untuk berhenti menyembunyikan Mi-ho, dia mengaku dan mengumumkan, “Mulai dari sekarang, Mi-ho adalah pacarku.” Ketika Dae-woong beranjak pergi, Hye-in mendengarkan percakapan itu.

Kakek tiba di sekolah dimana Mi-ho sedang sibuk melakukan tugas bersih2nya. Kakek merasa kalau hal ini adalah indikasi dari sifat baik Mi-ho. Kakek sedikit kaget waktu melihat Mi-ho memungut setusuk daging yang sudah dia jatuhkan, bermaksud untuk memakannya tapi kemudian kakek bisa tenang karena dia malah menjatuhkannya lagi.

Papan nama itu jatuh lagi dan Mi-ho melompat agar tidak mengenai kakek, yang menambah nilai Mi-ho di buku catatan kakek. Karena sudah berjanji untuk bicara lebih sopan, Mi-ho merubah bahasanya yang membuat kakek senang dengan sikap Mi-ho. Kakek memuji Mi-ho lalu menawarkan jus organic. Kakek lalu bertanya tentang hal2 mendasar tentang Mi-ho dan kakek jadi semakin bersimpati. Contohnya saja, kakek merasa kasihan setelah mendengar kalau Mi-ho tidak punya orang tua. Ketika kakek memberikan Mi-ho sebotol jus lagi, Mi-ho bertanya apakah dia boleh memberikan jus ini pada orang lain. Tujuannya jelas, agar dia tidak usah meminum jus itu. Akan tetapi, kakek malah menerjemahkannya sebagai sikap murah hati Mi-ho.

Dae-woong tiba di rumah dan memuaskan dirinya dengan sedikit keluhan – rumahnya sangat nyaman dan rapi tapi sekolah laga sangat tidak nyaman – yang ditujukan untuk mengendorkan dompet kakek yang sangat ketat. Tapi karena percakapan menyenangkan kakek dengan Mi-ho, kakek merasa sangat murah hati dan setuju kalau Dae-woong menggunakan mobilnya. Bahkan, kartu kredit Dae-woong dikembalikan lagi.
Tujuan tercapai, dan Dae-woong tiba di departemen store lalu mulai shopping. Sejujurnya, Dae-woong tidak berpikir untuk membelikan Mi-ho hadiah apa2 sampai sebuah hadiah gratis memberikan Dae-woong sebuah hiasan hp tapi Dae-woong memutuskan untuk membelikan Mi-ho hp juga.

Dengan suasana hati yang bagus, Dae-woong pulang ke rumah dan bermaksud untuk memberikan langsung hadiah itu pada Mi-ho. Akan tetapi, dia memperhatikan buku yang ada di tangan Mi-ho yang Mi-ho bilang adalah hadiah dari Dong-joo. Mood Dae-woong langsun berubah jelek. Dia sama sekali tidak memberikan hadiah hp itu pada Mi-ho tapi hanya mengeluarkan daging sapi yang dia beli.

Doo-hong bertemu dengan Min-sook dimana Doo-hong mengembalikan celana Min-sook dan Min-sook mengembalikan jas Doo-hong. Sang sutradara terlalu malu untuk membuat penawaran atau meminta Min-sook untuk tetap tinggal. Jadi Min-sook bangkit dengan jengkel. Akan tetapi, Min-sook kena sial lagi: dia bertabrakan dengan pelayan dan kali ini jus mengenai bajunya yang berwarna putih. Min-sook meratapi nasibnya jelek dan hampir ambruk di kafe itu.

Doo-hong bergerak cepat untuk menutupi Min-sook dengan jas-nya dan hal ini jelas memperlihatkan lengannya yang ditambal oleh koyo. Lucunya, koyo itu ditempel disana bukan karena Doo-hong sakit tapi karena Min-sook pernah berkata kalau dia suka bau koyo itu jadi Doo-hong menempelnya di seluruh tubuhnya. Doo-hong membungkuk untuk meminta maaf atas kelancangannya dan beranjak pergi. Tapi sikap ini memberikan keberanian bagi Min-sook untuk meminta Doo-hong agar jangan pergi dan mengobrol saja disini.

Di loteng. Dae-woong melihat buku Mi-ho tergeletak dan tergoda untuk menggunakannya sebagai alas wajan. Dia berpura-pura tidak sadar dan tidak tahu kalau dia tidak tahu sedang menggunakan buku Mi-ho sebagai alas wajan. Mi-ho melihat tanda yang diciptakan oleh wajan itu. Tapi dia sama sekali tidak marah dan malah senang karena punya buku yang beraroma daging.
Dae-woong meminta Mi-ho untuk makan tapi Mi-ho mengatakan kalau dia sudah makan banyak daging di tempat Dong-joo. Dengan kesal, Dae-woong mendengus kalau Mi-ho pasti bersahabat baik dengan Dong-joo dan bukan dirinya. Mi-ho mencoba menjelaskan kalau itu tidak mungkin: “Jika aku harus membuat perbandingan, Guru Dong-joo hanya daging dan Dae-woong adalah daging sapi.”
Dae-woong lega mendengarnya dan melakukan satu tes lagi dengan mengatakan kalau dia akan baik2 saja bila menjadi daging ayam. Mi-ho memberikan jaminan, “Tidak. Dae-woong, kau daging sapi Korea favoritku!” Hal ini membuat Dae-woong senang dan dia siap untuk memberikan Mi-ho hadiah yang dia belikan dan meminta Mi-ho untuk mengambil hadiah itu dari dalam.

Saat berada di dalam, Mi-ho mendengar suara hp berbunyi dan mengikuti sumber suara itu. Ketika dia menjawab hp itu, Dae-woong mengatakan kalau itu adalah hp Mi-ho. Lebih jauh, Dae-woong menjelaskan hiasan hp itu – yang juga hadiah untuk Mi-ho sebab Mi-ho sudah memberikan manik2nya pada Dae-woong. Mi-ho begitu takjub hingga tidak punya kata2 untuk menjelaskannya dan tidak ada jawaban waktu Dae-woong bertanya apakah Mi-ho menyukainya. Tapi itu karena Mi-ho berlari keluar karena dibanjiri kebahagiaan.
Mi-ho berlari ke Dae-woong dan memeluknya. Mi-ho berterima kasih pada Dae-woong karena sudah memperlakukannya seperti manusia dan memberikannya hadiah yang diberikan seseorang pada orang lain. Pelukan itu membuat Dae-woong kaget. Dia sendiri tidak tahu kenapa. Mi-ho berlari untuk mengetas hp-nya dari kejauhan dan dae-woong mendapati dirinya melambai secara otomatis. Dae-woong bertanya-tanya apakah dia sudah gila karena bahagia dipanggil sepotong daging.
Sedangkan. Manajer Hye-in memberikan tiket VIP pemutaran sebuah film pada Hye-in dan meminta Hye-in untuk mengajak Dae-woong. Sang manajer berharap Hye-in bisa mengajak Dae-woong untuk menandatangani kontrak dengan perusahaan mereka meski begitu, Hye-in mengelak dengan mengatakan kalau dia sudah kehilangan kendali atas Dae-woong.

Di loteng, Dae-woong melatih dialognya sedangkan Mi-ho membaca bukunya. Mi-ho menghubungkan alur cerita Little Mermaid dan Dae-woong sama sekali tidak buta pada kesamaan alur itu. Contohnya, ikan duyung menyelamatkan sang pria, yang dia sukai tapi perasaan putri duyung itu tidak berbalas. Dae-woong berkata kalau putri duyung itu menyembunyikan identitasnya yang sebenarnya. Tapi Mi-ho menyamakan keadaan dan putri duyung punya alasan sendiri kenapa dia menyembunyikan identitasnya pada pria yang dia sukai.
Mi-ho memanfaatkan kesempatan ini untuk mengetes Dae-woong dan bertanya apakah pria itu mau sang putri duyung kembali bila dia mengakui kalau dia bisa menjadi manusia. Jawaban dari Dae-woong sama sekali tidak membuat Mi-ho senang sebab dia menjawab tidak. Dae-woong mengambil buku itu untuk melihat endingnya tapi Mi-hi menarik lagi buku itu dan berkeras kalau dia akan membacanya sendiri. Mi-ho berharap agar putri duyung itu bisa menjadi manusia dan hidup bahagia.
Dae-woong tahu kalau cerita itu berakhir tragis dan merasa khawatir terhadap reaksi Mi-ho kalau dia membaca buku itu sampai habis. Akhirnya, Dae-woong bangun dan mengambil buku itu selagi Mi-ho tidur dan merobek bagian terakhirnya. Sedangkan, Sang Pemburu Gumiho, Dong-joo membalik bukunya sendiri dan bergumam kalau saat terberat bagi Mi-ho adalah saat dia akan memutuskan apakah harus mati atau membunuh orang yang dia cintai.

Keesokan harinya, Mi-ho pusing sebab ada halaman bukunya yang hilang. Tapi dia belum tahu bagaimana akhir cerita itu. Dae-woong menawarkan diri untuk memberitahukan akhir cerita itu dan tidak memedulikan bagaimana Mi-ho menutup telinganya untuk protes. Dae-woong mengumumkan, “Cerita itu berakhir bahagia!” Dae-woong lalu mulai menyanyikan lirik ‘Under the Sea’ dan mengatakan kalau ada film tentang cerita ini dan sang putri duyung menjadi manusia, menikah dengan pangeran dan hidup bahagia.

Pemberitahuan ini memperbaharui harapan Mi-ho dan dia menghembuskan nafas lega. Topic tentang film mulai muncul jadi Dae-woong menyarankan agar mereka pergi nonton sekali-sekali. Bagaimana kalau hari ini? Segala hal yang dilakukan manusia disambut oleh Mi-ho, jadi dia menantikan rencana mereka untuk bertemu di bioskop nanti malam.

Mi-ho menunjukkan pada Dong-joo hp barunya dan mengatakan dengan gembira, “Aku akan menjadi seperti putri duyung!” Dong-joo bertanya apakah Mi-ho sudah membaca keseluruhan buku itu. Mi-ho berkata tidak tapi Dae-woong telah mengatakan kalau semuanya berakhir gembira. Dong-joo mendoakan agar kencan pertama Mi-ho sukses dan Mi-ho bertanya apa yang bisa dia lakukan sebagai persiapan. Dong-joo menyebutkan setiap aktivitas biasa, yang semuanya tidak bisa Mi-ho lakukan – membayar, melakukan percakapan yang menyenangkan, dan tampil mempesona. Yang bisa Mi-ho lakukan adalah berdandan agar terlihat cantik.
Mi-ho tidak puas dengan hal itu dan bertanya apa ada hal lain yang bisa dia lakukan jadi Dong-joo menasehati Mi-ho untuk memberikan apa yang Dae-woong sukai. Mi-ho mempertimbangkan hal ini ketika dia berjalan pulang dimana pada saat itu pula pendengaran hebat Mi-ho menangkap suara ajumma penjual ayam yang sedang kesulitan. Wanita itu sedang berdebat dengan sekelompok penjahat di ruang biliar sebab mereka menolak membayar pesanan mereka.

Ajumma beteriak kalau mereka harus membayar tapi ini malah menyebabkan salah satu penjahat melemparkan sekotak tisu ke wanita itu – Mi-ho mencegah hal ini. Kalau ada hal yang Mi-ho mengerti, itu adalah pentingnya membayar daging yang kau beli dan dia berdiri bersama ajumma untuk memberikan pelajaran pada para penjahat itu. Memang tidak ada perkelahian tapi hal berikut yang bisa kita lihat adalah para pria itu membungkuk dan menyerahkan uang mereka.
Setelahnya, ajumma menawarkan untuk memasakkan ayam pada Mi-ho. Tapi Mi-ho menolaknya sebab dia akan pergi berkencan. Ajumma memandangi Mi-ho dari atas sampai bawah dan menawarkan bantuan. Ajumma sebanarnya dalam perjalanan untuk mengeriting rambut jadi dia mengajak Mi-ho pergi bersamanya.

Ketika Dae-woong melihat Mi-ho di acara pemutaran film itu, dia terlihat tolol dan kaget. Bahkan Sun-nyeo terlihat tidak rela Mi-ho tampil seperti itu dan Mi-ho membalas dengan sopan pujian itu. Selagi Dae-woong mengambilkan minum untuk mereka, Sun-nyeo memperhatiakn hp Mi-ho dan beroh-oh terhadap benda itu. Wallpaper hp itu adalah gambar putri duyung dan Mi-ho berkata kalau dia akan menjadi seperti sang putri. Sun-nyeo bertanya, “Apa kau berkata kalau kau akan mati?”

Mi-ho sadar kalau pendapatnya tentang cerita itu salah dan suasana hatinya tambah jelek waktu Byung-soo mengatakan kalau putri duyung tidak mati tapi menghilang. Ketika Dae-woong bergabung bersama mereka, dia mendengar kalau Mi-ho membeli buku di toko buku di bawah. Dia langsung menuju lobi untuk mencari Mi-ho.
Disana, Dae-woong menghampiri Hye-in dan mereka sudah lelah pada ketegangan diantara mereka jadi mereka akhirnya sepakat untuk berbaikan. Sebenarnya ini bukan percakapan romantis tapi Mi-ho mengartikannya sebagai hal yang berbeda. Dae-woong berbalik tepat waktu untuk melihat Mi-ho yang berdiri di lift kaca sambil memegang sebuah buku. Tapi ketimbang keluar lift, Mi-ho tetap berdiri disana sampai pintu lift tertutup.

Dong-joo memberikan narasinya saat Mi-ho naik dengan lift itu: “Sang putri duyung melihat sang pangeran dengan wanita yang dicintainya lalu berubah menjadi gelembung dan menghilang sepenuhnya di udara.”

Mi-ho menemukan kursi di atap dan duduk dengan murung bersama bukunya. Karena berpikir Dae-woong menginginkan Hye-in, dia berkata pada diri sendiri, “Aku memutuskan untuk memberikan apa yang dia inginkan jadi aku harus diam disini.” Dae-woong menemukan Mi-ho dan menutup bukunya. Mi-ho berkata kalau Dae-woong berbohong padanya, “Dia tidak pernah bahagia, kan? Dia menghilang, kan?”

Dae-woong berlutut di depan Mi-ho dan berkata dengan hangat, “Dia tidak menghilang. Dia bertahan dan hidup dengan bahagia. Jangan dengarkan orang lain – kata2ku benar jadi percaya saja pada kata2ku.” Dan perlahan-lahan, Mi-ho tersenyum.

....... 8
Dae-woong mengatakan pada Mi-ho kalau The Little Mermaid berakhir bahagia dan untuk mempercayai kata2nya, bukan kata2 orang lain. Dengan manis, Dae-woong menyeka air mata Mi-ho ketika dia berkata, “Jadi jangan menangis, nanti akan hujan.”

Mereka bangkit untuk pergi dan Mi-ho meninggalkan buku itu disana. Mereka melewatkan acara pemutaran film jadi Dae-woong mengantre buat mendapatkan tiket untuk film yang lain. Selagi menunggu Dae-woong, Mi-ho melihat pasangan lain yang lagi berkencan lalu dia mulai meniru aksi mereka. Mi-ho melihat gadis itu berdandan dan berkedip pada pacarnya, jadi Mi-ho melakukan hal yang sama pada Dae-woong.

Ketika Mi-ho melihat pasangan itu berbagi satu minuman dengan dua sedotan, dia meneguk habis sodanya lalu dengan diam2 menusukkan sedotannya di minuman Dae-woong, dan manunggu. Dae-woong kaget ketika melihat Mi-ho dan memarahinya karena mencuri sodanya.

Berikutnya, Mi-ho melihat pasangan kekasih yang berjalan bersama dan sang gadis melingkarkan tangannya di pinggang sang lelaki. Jadi Mi-ho mengikuti, meletakkan tangannya melingkari Dae-woong dan menyelipkan tangannya tepat ke kantong Dae-woong. Dae-woong jelas kambali kaget dan dia mendekapkan tangannya pada tangan Mi-ho. Lalu, Mi-ho tersenyum pada Dae-woong. Dia terkejut pada awalnya tapi kemudian Dae-woong tersenyum juga sambil berkata, “Kau tidak bisa menunggu?” Berikutnya, Dae-woong mengeluarkan sosis!
Mi-ho mendapati kegagalan lagi dalam usahanya untuk memulai sebuah hubungan. Tapi selama pemutaran film, Dae-woong berusaha mengeluarkan sepotong jagung dari rambut Mi-ho dan Mi-ho berusaha menguasai tangan Dae-woong selama acara itu berlangsung. Setelahnya, Mi-ho berkata pada Dae-woong kalau kencan itu menyenangkan dan Dae-woong menolak dengan tegas pemakaian kata ‘kencan’ itu. Dae-woong mengatakan kalau ini bukan kencan , ini hanya jalan2 seperti mengajak anjing jalan2. Dan, ketimbang memegang tangan Mi-ho seperti yang dia minta, Dae-woong malah menarik tali tas Mi-ho seperti anjing.
Mereka tiba di toko elektronik mall itu dan Mi-ho kagum pada semua gadget baru yang benar2 aneh untuknya. Dae-woong berhenti di sebuah display dan melihat camcorder yang sangat dia inginkan. Dae-woong terhibur karena Mi-ho merasa semua benda yang dilihatnya sangat menarik. Jadi dia menggunakan kesempatan ini untuk membandingkan jangkauan pengetahuan guru Dong-joo. Dia mengatakan kalau stereo adalah alat untuk membaca pikiran, timbangan adalah alat untuk mengetahui usia dan kalkulator adalah remote manusia. Dae-woong juga mempermainkan Mi-ho dengan vacuum seolah-olah benda itu memakan tangan Dae-woong. Jadi Mi-ho menyelamatkan Dae-woong dengan melempar benda itu dimana benda itu pecah! Dae-woong terpaksa harus membelinya.

Saat sedang menunggu Dae-woong, Mi-ho mendekati sebuah kipas, bermain-main dengan bunyi suaranya serta membiarkan rambutnya terbang. Dae-woong melihat Mi-ho dan berkata pada dirinya kalau dia bodoh bila berpikir Mi-ho akan memakannya. Dae-woong bergumam kalau seperti ini, Mi-ho terlihat seperti gadis normal dan sadar kalau pikirannya tetap lupa – kalau Mi-ho bukan gadis normal. Dia memandangi Mi-ho dan jantungnya mulai berdegup kencang. Dae-woong sekarang melihat Mi-ho dengan cara yang berbeda.

Dae-woong menutup mulutnya sendiri karena sudah berpikir seperti itu lalu dia mematikan kipas dan pergi. Dae-woong tetap memperhatikan Mi-ho ketika dia berjalan dan tahu apa yang dia rasakan. Dae-woong meyakinkan dirinya kalau dia sudah gila karena berpikir kesana.
Hye-in bertemu dengan Byung-soo dan Sun-nyeo, mentraktir mereka makanan untuk mendapatkan info tentang Mi-ho. Hye-in mengetahui kalau Mi-ho tidak bersekolah atau bekerja. Dan karena dia tahu sutradara Ban sedang mengejar Mi-ho untuk peran dalam film, pikiran Hye-in langsung tertuju pada kemampuan stunt Mi-ho yang tidak biasa. Hye-in bertanya-tanya apa malam itu di tempat Dae-woong, Mi-ho sebenarnya melompat dari atap tapi dia lalu menyadari kalau itu adalah hal gila.

Di rumah, Dae-woong memanggang daging sedangkan Mi-ho duduk di depan kipas. Untungnya, keriting Mi-ho tidak permanent, meski begitu dia berharap keriting itu akan bertahan lama. Dae-woong melihat Mi-ho dengan hati2, dan hampir berharap agar Mi-ho tetap melakukan hal2 gila, untuk membebaskan dirinya dari pikiran kalau dia mulai menyukai gumiho.
Mi-ho bertanya kapan mereka akan berkencan lagi dan berkata kalau dia suka melakukan kegiatan bersama Dae-woong dan Dae-woong malah menanyakan Mi-ho pertanyaan yang menjurus, seperti, “Kau menyukaiku karena aku membelikanmu daging, kan? Kau menyukai daging jadi kau menyukaiku.” Dae-woong mengatakan kalau dia akan berhenti membelikan daging, sebab dia berpikir Mi-ho akan memutuskan kalau dia tidak menyukai Dae-woong. Tapi sangat mengecewakan buat Dae-woong sebab Mi-ho berkata kalau itu sangat disayangkan tapi dia akan setuju.

Dae-woong mulai bersikap berlebihan kalau dia adalah gumiho – bagaimana bisa dia begitu sombong padahal Dae-woong tidak akan membelikannya daging sapi? Dae-woong mengatakan kalau Mi-ho seharusnya takut dan mengancamnya – Mi-ho akan menakutkan dan Dae-woong akan ketakutan. Setelahnya, dia akan ingat kalau Mi-ho adalah gumiho dan bukan manusia. Mi-ho berkata kalau dia tidak ingin menakuti Dae-woong lagi dan Dae-woong sebaiknya hanya memikirkan Mi-ho sebagai manusia saja. Dae-woong tidak bisa menerima itu, “Kau gumiho! Kau harus berbuat sesuai dengan ekormu. Kau punya sembilan ekor!”
Dae-woong meminta Mi-ho untuk melakukan bagian itu, jadi mereka mulai beraksi mengambil daging Mi-ho dan Mi-ho mengamcam akan memakan Dae-woong dan mengambil nyawanya. Dae-woong pergi tidur sambil bernyanyi pada dirinya sendiri kalau garis itu harus tetap diperjelas dan mengulangi berkali-kali, “Gumiho, gumiho…”

Dong-joo bangun dari mimpi buruknya tentang cintanya yang hilang yang mirip dengan Mi-ho yang terjadi berabad-abad lalu. Dalam mimpinya, gadis itu mengatakan pada Dong-joo kalau kalau dia sudah jatuh cinta pada seseorang dan menanyakan cara untuk bisa menjadi manusia. Dong-joo lalu mengatakan pada gadis itu untuk membunuh pria yang dia cintai yang tentu saja tidak bisa dia lakukan. Gadis itu malah meminta Dong-joo untuk membunuhnya saja dan Dong-joo menurut. Dong-joo terbangun dengan gemetaran dan menangis.
Dae-woong meletakkan sebuah papan penghitung untuk mengetahui sisa hari dari kontrak mereka. Dia mencoba untuk meyakinkan dirinya kalau ini akan membantu semua hal kembali seperti semula. Dia mencoba sebaik mungkin untuk menjaga jarak antara dirinya dengan Mi-ho. Dae-woong menjelaskan pada Mi-ho kalau ini adalah jarak hubungan mereka dan saat 100 hari berakhir, dia tidak akan menyusahkan dirinya dengan kemana Mi-ho pergi atau apa yang Mi-ho lakukan. Dae-woong pergi dan Mi-ho melambaikan tangan. Dae-woong meminta Mi-ho melambai dengan sikap mengancam dan Dae-woong bersikap seperti manusia yang ketakutan serta berjanji akan membawakan daging sapi. Mi-ho memberengut pada sikap dingin Dae-woong ini.

Mi-ho bertemu dengan Guru Dong-joo dan bertanya apakah dia harus memberitahukan Dae-woong kalau dia ingin menjadi manusia. Dong-joo mengatakan kalau Mi-ho seharusnya tidak mengharapkan perasaan Dae-woong sebab dia tidak punya hal2 yang manusia inginkan – uang, bakat, cara mendapatkan uang dan sebagainya. Dong-joo berujar dengan marah bahwa dia tidak bisa mengerti kenapa Mi-ho ingin berhenti menjadi makhluk special, yang kuat, dan malah menjadi manusia yang rendah. Mi-ho bertanya apakah Dong-joo baik2 saja dan meletakkan tangannya di pipi Dong-joo lalu bertanya dengan manis apa Dong-joo sedih. Air mata Dong-joo mengalir tapi dia berkata tidak apa2. Mi-ho menawarkan jus sayuran yang dia simpan untuk Dae-woong pada Dong-joo lalu pergi.

Hye-in dan Dae-woong mendapat telpon untuk bertemu dengan sutradara Ban dan selagi menunggu di kantor Doo-hong, Hye-in mengeluarkan beberapa jurus untuk memecah kebekuan diantara dirinya dengan Dae-woong. Hye-in dengan sengaja menyandung dan terjatuh karena DVD dan mereka lalu menyusun DVD itu selagi menunggu Ban. Ini cukup untuk membuat mereka bisa berbaikan lagi.
Mi-ho kembali ke departemen store dan memandangi camcorder yang Dae-woong inginkan. Mi-ho mengkhayalkan tentang membelikan benda itu untuk Dae-woong dan memperoleh rasa hormat Dae-woong sebagai manusia serta di saat yang bersamaan membuat Dae-woong bahagia.
Di rumah, Dae-woong melihat cincinnya dan calendar, mendesah kalau masih tersisa 93 hari. Waktu berjalan begitu cepat dari yang dia kira. Dia heran kenapa Mi-ho tidak di rumah jadi dia menelponya. Tapi Mi-ho sedang sibuk mencuci piring di restoran jadi dia bisa mendapatkan uang untuk membelikan camcorder untuk Dae-woong. Sedangkan, Dae-woong duduk di rumah. Menunggu dan menunggu serta semakin kesal pada pikiran kalau Mi-ho mungkin nongkrong di tempat Dong-joo.

Dae-woong bahkan mempertimbangkan untuk menelpon Dong-joo tapi membatalkannya untuk menyelamatkan harga dirinya. Mi-ho akhirnya menelpon balik dan kekhawatiran terdengar di suara Dae-woong. Dia bertanya Mi-ho ada dimana tapi yang Dae-woong dapat adalah jawaban singkat, “Aku sibuk. Jangan menelponku. Jangan menungguku.” Mi-ho menutup telponnya untuk kembali bekerja yang membuat Dae-woong terpaku lalu berteriak pada hp-nya dengan penuh rasa tidak percaya. Dae-woong berkata, “Lihat saja apa aku akan menelponmu lagi!” Lalu, dia menunggu Mi-ho semalaman.
Dae-woong menelpon Mi-ho lagi. Mi-ho: “Kenapa kau menelponku lagi? Aku sibuk.” Dae-woong: “Kau seorang gadis dank au sudah keluar semalaman!” Mi-ho: “Woong, aku gumiho.” Dae-woong mendapati dirinya lupa lagi dan bersumpah kalau dia tidak akan menelpon lagi. Dae-woong mengeluarkan baterai hp nya dan pergi tidur.

Dae-woong bangun di pagi hari dan menemukan Mi-ho sudah di rumah tapi Mi-ho sudah bersiap-siap untuk pergi lagi. Dae-woong berkeras kalau saat ini dia bukan sedang menunggu atau apa tapi dia hanya ingin tahu apa yang Mi-ho lakukan. Mi-ho tidak punya waktu untuk berbincang dan bergegas pergi dengan mengatakan kalau dia sibuk. Sekarang semuanya terbalik. Dae-woong yang menunggu Mi-ho sekarang. Dia makan sendiri dan mengeluh kalau Mi-ho terlambat lagi hari ini. Dae-woong mendesah dalam waktu dia menyilang tanggal di calendar. Dae-woong menelpon Mi-ho tapi kali ini Mi-ho mematikan hp-nya.
Dae-woong bangun di pagi hari untuk mendapati kalau Mi-ho bahkan tidak pulang tadi malam. Dia berpikir untuk menelpon Dong-joo tapi dia memutuskan kalau dia tidak bisa melakukan itu dan kemudian, Mi-ho masuk. Dae-woong menarik pergelangan tangan Mi-ho dan minta diberitahu dia kemana saja, “Apa kau bersama Dong-joo selama ini?” Mi-ho tersenyum dan akhirnya menyerah. Dia memang bersama Dong-joo. Dae-woong bertanya apakah Mi-ho akan pergi tiap malam dan tanpa basa-basi, Mi-ho menjawab kalau dia akan ke tempat Dong-joo, “Kalau kau sapi biasa, Dong-joo adalah sapi liar!”

Ini tentu saja sebuah mimpi tapi sudah memberitahu segalanya. Dae-woong bangun dan memaki dirinya karena sudah bermimpi seperti itu. Dae-woong memutuskan ini karena dia telah menunggu gumiho – semua ini menyebabkan dia memimpikan mimpi sapi aneh itu. Dia lalu menyilang tanggal di calendar lagi dan meyakinkan dirinya kalau dia sebaiknya tidak membebani diri dengan memikirkan Mi-ho.
Mi-ho menghitung uang dengan ajumma penjual ayam dan merengus kalau mencari uang itu susah. Ajumma mengatakan kalau Mi-ho adalah tukang makan yang hebat, jadi dia punya pekerjaan bagus untuk Mi-ho. Ajumma mengajak Mi-ho ke tempat syuting sebuah acara home shopping dimana mereka sedang membuat iklan tentang daging sapi. Yang hanya harus mereka lakukan adalah makan – pekerjaan yang sangat sempurna buat Mi-ho. Dia melakukan pekerjaan itu dengan gembira dan Dae-woong melewatkan penampilan perdana Mi-ho di televise, di saat dia sedang bertanya-tanya dimana sebenarnya Mi-ho.
Byung-soo melihat Mi-ho di tv dan Dae-woong shock serta terganggu melihat Mi-ho sebab dia ternyata punya waktu untuk dirinya sendiri. Dae-woong melihat sutradara Ban dan bibi Min-sook berjalan masuk jadi dia menghalangi tv dari penglihatan mereka. Dia lalu pulang ke rumah dan mendapati Mi-ho sedang menunggunya. Mi-ho mengatakan kalau rasanya sudah seabad mereka tidak bertemu dan dia sangat merindukan Dae-woong. Hal itu membuat Dae-woong tenang sedikit tapi kemudian dia mengatakan kalau Mi-hi bersenang-senang di tv dengan ajumma penjual ayam serta meluangkan waktu dengan Dong-joo tapi tidak bisa mengangkat hp-nya sama sekali.
Mi-ho berkata kalau terlalu banyak piring jadi tidak bisa menjawab hp-nya. Dia mengatakan pada Dae-woong kalau dia bekerja keras untuk mendapatkan uang, jadi dia bisa membelikan Dae-woong benda yang paling Dae-woong inginkan – benda yang Dae-woong pilih waktu itu setelah nonton film. Dae-woong begitu terkesan pada Mi-ho dan tersenyum. Mi-ho berkata kalau Dae-woong akan sangat terkejut pada hadiahnya dan berlari ke atas untuk mengambilnya.

Dae-woong menunggu sambil terkekeh dan berkata kalau tidak ada kejutan bila Mi-ho memberitahukan apa hadiahnya. Mi-ho melompat dari atas dengan riuh dan memberikan Dae-woong… spanduk iklan camcorder yang sangat Dae-woong inginkan! Dae-woong tahu kenapa pikiran Mi-ho menerjemahkan sesuatu dengan cara seperti ini dan Dae-woong sama sekali tidak memberitahu Mi-ho kalau dia membelikan hadiah yang salah. Dia bahkan memuji kemampuan Mi-ho memberikan hadiah dan mengatakan kalau dia akan meletakkan hadiah itu di samping tempat tidurnya. Ini adalah hal yang paling dia inginkan.
Dae-woong bertanya pada Mi-ho apakah susah mencari uang. Ketika Mi-ho mengatakan berapa pemilik restoran itu membayarnya untuk mencuci piring, Dae-woong kaget dan langsung menuju ke restoran itu untuk bertemu dengan pemiliknya dan memberikan sedikit ceramah. Dae-woong mendapatkan sisa gaji Mi-ho dan memberikan uang itu padanya. Mi-ho mengatakan kalau pria itu pasti sudah memanfaatkan dirinya karena dia terlihat bodoh. Tapi Dae-woong menjamin kalau Mi-ho tidak bodoh. Dia hanya berbeda karena dia gumiho. Dae-woong meminta Mi-ho untuk tidak membiarkan ekornya terkulai.
Hye-in membelikan dirinya sebuah camcorder dan membelikan satu akhirnya untuk Dae-woong. Sun-nyeo memberikan sebuah info pada Hye-in: Dae-woong belum sembuh benar dari kecelakaannya tapi dia terus bekerja demi cinta karena Mi-ho. Hye-in tidak suka pada fakta itu. Dae-woong menuju studio untuk melakukan tes kostum dan meminta Mi-ho untuk menunggunya. Nanti malam, dia juga akan mengajak Mi-ho makan di luar. Mi-ho gembira dan berkata, “Kencan?” Dae-woong mengatakan kalau ini acara jalan2 dan Mi-ho langsung mengkerut.

Sutradara Ban dan Min-sook kembali dari kencan makan siang dan bibi melingkarkan tangannya pada Doo-hong saat mereka berjalan bersama. Tapi kemudian Sun-nyeo muncul bersama Hye-in dan Doo-hong ketakutan. Dia mendorong Min-sook dengan kekuatan yang bisa dibilang besar hingga bibi terpelanting beberapa lantai dan akhirnya mendarat di lantai. Sun-nyeo mendekat ayahnya dan Doo-hong sama sekali tidak bisa mempengaruhi dirinya untuk memperkenalkan Min-sook di depan putrinya. Min-sook sangat menderita karena janjinya.
Hye-in kebetulan melihat Min-sook dan bertanya apa bibi baik2 saja. Min-sook mengenali wajah Hye-in dari hp Dae-woong dan bertanya apa dia pacar Dae-woong. Hye-in mengatakan kalau dirinya hanya teman tapi ketika Min-sook mengaku kalau dia tahu sedikit tentang pacar Dae-woong, Hye-in melihat sebuah kesempatan. Hye-in berkata bohong kalau bukan dia yang menilai tapi dai berpikir kalau Mi-ho menempel Dae-woong dengan sebuah rencana untuk mendapatkan uangnya. Hye-in mengatakan pada Min-sook kalau Dae-woong cedera serius tapi terus melakukan syuting film atas permintaan Mi-ho.

Hye-in bangkit dan bangga pada dirinya yang pintar menangani masalah tapi kemudian dia ketakutan sebab ada Mi-ho di belakangnya. Mi-ho berhadapan dengan Hye-in dengan kebohongannya itu dan saat Hye-in membela diri, Mi-ho malah menakuti Hye-in. Gadis jahat ini pergi dengan jengkel dan berharap seharusnya dia berkata lebih banyak. Hye-in memutuskan untuk menggunakan camcorder itu untuk mengirim pesan pada Mi-ho. Pesan itu dikirim ke rumah dan Mi-ho membukanya dan sadar kalau ini sebenarnya yang dinginkan Dae-woong. Mi-ho memandangi hadiahnya dan sadar betapa dangkalnya dirinya.

Di tempat lain, bibi Min-sook mengatakan pada kakek tentang kecelakaan yang terjadi pada Dae-woong serta keterlibatan Mi-ho dalam mendorong Dae-woong untuk tetap main film yang bertentangan dengan nasehat dokter. Kakek marah. Mi-ho pergi untuk menemui Dong-joo dan dia berkata kalau dia tahu bila dia adalah makhluk yang berbeda tapi hari ini dia sadar kalau dia sangat bodoh. Dong-joo memberitahu Mi-ho kalaupun dia menjadi manusia, dia tidak akan bisa bersama Dae-woong. Dengan orang lain, yang berpikir kalau Mi-ho bodoh atau ketinggalan, Mi-ho bisa belajar dan banyak tahu. Tapi dengan Dae-woong, yang tahu kalau Mi-ho berbeda, semuanya tidak akan berhasil. Mi-ho menunduk kalah.
Saat Dae-woong menyelesaikan pekerjaannya, dia menolak ajakan Byung-soo untuk keluar. Dia berkata kalau dia menerima hadiah dari Mi-ho jadi dia akan membawakan daging untuk Mi-ho di rumah. Byung-soo heran sebab Dae-woong membawakan daging ketimbang bunga. Dae-woong berkata, “Mi-ho-ku berbeda.” Dia mengatakan kalau Mi-ho tidak suka bunga. Atau… tunggu. Dia sadar kalau dia benar2 tidak tahu sebab dia tidak pernah bertanya.

Jadi Dae-woong pulang ke rumah sambil membawa buket bungan raksasa. Dia berhenti di depan pintu masuk dan berpikir kalau sedikit aneh memberikan bunga pada gumiho tapi kemudian dia melihat spanduk camcorder-nya di tempat sampah. Dae-woong membawanya masuk dan melihat hadiah Hye-in, serta sadar kalau Mi-ho sudah tahu hadiahnya bukan hadiah yang Dae-woong inginkan.
Mi-ho pulang malam itu dan kaget waktu berjalan di ruangan yang gelap. Di tengah2 ruangan, hanya ada sebuah cahaya di atas spanduk camcorder. Dae-woong keluar dari balik spanduk itu dan bertanya kenapa Mi-ho membuangnya. Mi-ho berkata kalau bukan benda itu yang Dae-woong inginkan. Dae-woong mengakuinya – itu bukan apa yang dia inginkan tapi spanduk itu hadiah dari Mi-ho jadi sekarang itu yang dia inginkan dan dia akan belajar menyukainya.

Setelah itu, Dae-woong memberikan bunga pada Mi-ho yang membuatnya senang. Mi-ho berkata kalau dia menyukai bunga itu. Dae-woong terkejut melihat bahwa berlawanan dengan dugaan awalnya, Mi-ho menyukai bunga seperti gadis biasa. Dae-woong berkata kalau dia tidak tahu sebab Mi-ho berbeda tapi dia senang karena Mi-ho menyukainya. Mi-ho masih tetap bertahan pada fakta kalau dia tidak memberikan Dae-woong hadiah yang tepat. Dae-woong membenarkan Mi-ho – Mi-ho salah soal itu sama seperti Dae-woong salah soal apa yang Mi-ho sukai dan tidak sukai. Dae-woong berkata kalau mereka akan memperbaiki semua itu dengan belajar tentang satu sama lain dan hidup dengan menyamakan selera mereka. Mi-ho berkata kalau mulai dari sekarang dia akan bertanya segala hal pada Dae-woong. Dan dia langsung memulainya.

Mi-ho: Sekarang, seberapa besar rasa takutmu padaku?
Dae-woong: Sejujurnya, aku tidak takut padamu sama sekali. Aku hanya berpura-pura sebelumnya.
Mi-ho: Apa kau benci tinggal bersamaku?
Dae-woong: Sejujurnya, aku tidak membencinya. Aku rasa aku mulai terbiasa denganmu.
Mi-ho: Kalau begitu… mulai dari sekarang… apa mungkin kalau kau mulai menyukaiku? Meski aku berbeda darimu, tidak bisakah kau menyukaiku?
Dae-woong memandangi wajah Mi-ho. Dia menelan ludahnya dan saat dia mulai berpikir kalau dia mungkin bisa mulai menyukai Mi-ho, sebuah daun jatuh dari buket itu dan Dae-woong menangkapnya dengan tangannya.

Dae-woong menepuk daun itu dan akan menjawab… Ketika kakek tiba2 masuk dan memecah saat2 berharga itu. Kakek mengumumkan kalau semuanya sudah berakhir – mereka harus berpisah. Kakek membentak Dae-woong agar dia mengemasi barang2nya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

jangan lupa tinggalkan komen ya chingu ..